TEMPO.CO, JAKARTA - Suku Dayak berasal dari salah satu pulau di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki berbagai macam suku dan ras, suku Dayak cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia karena memiliki beragam budaya yang unik mulai dari rumah adat, pakaian ataupun senjata tradisional.
Suku ini juga dikenal memiliki kearifan lokal yang unik, sistem sosial yang kuat, dan warisan budaya yang masih terjaga hingga sekarang.
Lantas, di mana tepatnya suku dayak berasal? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan ini hingga akhir.
Asal Usul Suku Dayak
Suku Dayak Berasal dari pulau Kalimantan, Indonesia. Suku ini memiliki 405 sub kubu suku yang setiap sukunya punya adat, tradisi dan budaya yang hampir sama. Tak hanya terbesar di Indonesia, suku Dayak juga tersebar hingga ke Sabah dan Sarawak, Malaysia.
Nama suku Dayak diberikan oleh penjajah Belanda yang saat itu menempati pulau Kalimantan karena sedang melakukan ekspansi di pulau Borneo.
Suku Dayak berasal dari pedalaman. Tak heran jika banyak penduduknya yang menjadikan nelayan untuk mencari makanan di hulu sebagai mata pencahariannya.
Berdasarkan sejarah, suku dayak pernah mendirikan kerajaan namun berhasil dikalahkan oleh kerajaan Majapahit, Ketika kerajaan tersebut runtuh, banyak masyarakat Dayak yang mengenal agama seperti Islam, Kristen, sehingga memilih lepas dari adat dan kebudayaan Dayak lalu membentuk koloni baru bernama suku Melayu dan Banjar.
Tradisi Suku Dayak
Ada beberapa tradisi suku Dayak yang terkenal unik di antaranya.
1. Tradisi Kuping Panjang
Suku Dayak memiliki tradisi unik dalam memanjangkan telinga, yang khusus dilakukan oleh perempuan, terutama di Kalimantan Timur. Tradisi ini dianggap menambah kecantikan, di mana telinga yang panjang dianggap lebih menarik.
Selain aspek kecantikan, memanjangkan telinga juga berfungsi sebagai simbol status sosial dan melatih kesabaran.
2. Tato
Tradisi kedua masyarakat Suku Dayak adalah tato yang melambangkan kekuatan serta hubungan mereka dengan Tuhan dan perjalanan hidup.
Proses pembuatan tato di kalangan Suku Dayak terkenal unik, karena mereka menggunakan peralatan sederhana.
Desain tato yang mereka pilih juga memiliki makna tertentu. Misalnya, tato bunga terong pada laki-laki menandakan bahwa mereka telah mencapai usia dewasa, sedangkan perempuan Dayak ditandai dengan tato Tedak Kassa di kaki untuk menunjukkan kedewasaan.
3. Ngayau
Ngayau, atau berburu kepala, adalah tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Suku Dayak, namun kini telah dihentikan karena dianggap mengerikan dan mengancam jiwa.
Tradisi ini melibatkan anggota suku yang berburu kepala musuh, dan hanya dilakukan oleh beberapa rumpun Dayak, seperti Ngaju, Iban, dan Kenyah.
Ngayau diturunkan secara generasi dan menjadi simbol kebanggaan bagi pemuda Dayak, yang harus membuktikan keberanian untuk menyandang gelar Bujang Berani dan memenuhi syarat menikahi gadis pilihannya. Perburuan dilakukan dalam kelompok, baik kecil maupun besar.
4. Tiwah
Tradisi berikutnya dari Suku Dayak adalah Tiwah, yaitu upacara pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju. Dalam upacara ini, tulang belulang kerabat yang meninggal dibakar.
Menurut kepercayaan Kaharingan, Tiwah diyakini dapat membantu arwah orang yang telah meninggal untuk mencapai dunia akhirat, yang disebut Lewu Tatau.
5. Manajah Antang
Manajang ANtang adalah sebuah ritual untuk mencari lokasi musuh saat berperang. Masyarakat Dayak percaya bahwa ritual ini melibatkan pemanggilan roh leluhur melalui burung Antang, yang diyakini dapat menunjukkan tempat musuh. Selain digunakan dalam perang, manajah antang juga dipakai untuk mencari petunjuk lainnya.
AULIA ULVA, berkontribusi dalam artikel ini.