Top 3 Dunia; Kepala Jaksa ICC Hadapi Kampanye Kotor

3 weeks ago 14

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia pada Kamis, 24 Oktober 2024, diurutan pertama berita tentang sejumlah laporan yang menuduh Kepala Jaksa Penuntut Umum Mahkamah Pidana Internasional Karim Khan terkait dengan perilakunya pada seorang kolega perempuan. Korban disebut-sebut belum membuat pengaduan resmi, dan Khan dengan keras membantah tuduhan tersebut.

Tuduhan tersebut muncul di tengah langkah penting Khan pada Mei untuk meminta surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Namun, sejak permintaan tersebut diajukan, belum ada kemajuan yang terlihat dalam kasus ini

Berikut top 3 dunia selengkapnya : 

1. Di Tengah Penyelidikan Kejahatan Perang Israel, Jaksa ICC Hadapi Kampanye Kotor

Dalam apa yang secara luas dianggap sebagai kampanye kotor untuk menghalangi penuntutan terhadap para pemimpin Israel di Mahkamah Pidana Internasional (ICC), muncul laporan-laporan yang menuduh Kepala Jaksa Penuntut Umum Karim Khan terkait perilakunya dengan seorang kolega perempuan. Korban yang disebut-sebut belum membuat pengaduan resmi, dan Khan dengan keras membantah tuduhan tersebut.

Menurut Daily Mail Inggris, yang pertama kali melaporkan berita ini, Khan menyatakan ada kampanye fitnah yang disengaja untuk melawan dia dan ICC.

"Saya benar-benar dapat mengkonfirmasi bahwa tidak ada kebenaran atas tuduhan pelanggaran," kata Khan. "Ini adalah momen di mana saya dan Mahkamah Pidana Internasional menjadi sasaran berbagai serangan dan ancaman. Dalam beberapa bulan terakhir, keluarga saya termasuk istri dan anak saya juga menjadi sasaran."

Mekanisme Pengawasan Independen, yang menyelidiki tuduhan pelanggaran di pengadilan, telah mengkonfirmasi bahwa korban yang dituduhkan telah memutuskan untuk tidak mengajukan pengaduan resmi. Masalah ini tidak dilanjutkan ke tahap investigasi.

Baca selengkapnya di sini 

2. Perbandingan Kekuatan Nuklir Israel dan Iran, Siapa yang Lebih Unggul?

Konflik antara Iran dan Israel telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan ketegangan yang terus memanas di berbagai aspek, terutama dalam hal kekuatan militer. 

Iklan

Salah satu dimensi penting yang sering menjadi sorotan dalam persaingan ini adalah persenjataan nuklir, yang mempengaruhi keseimbangan kekuatan di kawasan Timur Tengah. Di antara dua negara tersebut, Israel diketahui memiliki kemampuan nuklir, sementara Iran masih terbatas dalam pengembangan senjata nuklir karena berbagai perjanjian internasional.

Meskipun Israel tidak pernah secara resmi mengakui kepemilikan senjata nuklir, laporan dari berbagai lembaga internasional menunjukkan bahwa Israel telah memiliki hulu ledak nuklir. Berdasarkan laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada tahun 2023, Israel diperkirakan memiliki 90 hulu ledak nuklir. Hulu ledak ini disimpan dan siap digunakan jika diperlukan, meskipun detail lebih lanjut tentang program nuklir Israel sebagian besar tetap dirahasiakan.

Baca selengkapnya di sini 

3. Wall Street Journal: Yahya Sinwar Tolak Tawaran untuk Melarikan Diri dari Gaza

The Wall Street Journal melaporkan bahwa para negosiator Arab menawarkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar kesempatan untuk melarikan diri dengan imbalan mengizinkan Mesir untuk menangani negosiasi atas nama Hamas. Namun, Sinwar menolak tawaran tersebut, karena ia disebut ingin meningkatkan operasi militer di Gaza, menurut laporan tersebut.

Dalam pesan yang sebelumnya tidak dilaporkan, Sinwar mengatakan kepada mediator Arab, "Saya tidak dikepung, saya berada di tanah Palestina," menunjukkan pembangkangannya di awal perang.

Sinwar, menurut laporan itu, mulai dianggap sebagai ancaman yang lebih signifikan setelah eskalasi pada Mei 2021, ketika Hamas meluncurkan serangan roket ke Israel. Pada saat itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengesahkan serangan udara yang menargetkan Sinwar dan kepala militer Hamas, Mohammed Deif, meskipun serangan itu gagal.

Setelah pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pada September, Sinwar memperingatkan para pemimpin politik Hamas bahwa akan ada tekanan yang lebih besar untuk berkompromi, namun ia juga menyarankan agar mereka menolak tekanan tersebut, demikian menurut para mediator Arab sebagaimana dikutip WSJ.

Baca selengkapnya di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |