Bahasa Jawa memiliki kekayaan kosakata dan tingkat tutur yang beragam, salah satunya adalah bahasa Jawa Krama yang dikenal sebagai bentuk bahasa halus atau sopan. Bahasa ini umumnya digunakan dalam percakapan yang penuh penghormatan, seperti saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam acara formal.
Berbeda dengan bahasa Jawa Ngoko yang lebih santai, bahasa Jawa Krama mengutamakan kesopanan sehingga memerlukan pemilihan kata yang lebih halus dan tepat. Berikut adalah pengertian bahasa krama dalam Bahasa Jawa dan contohnya
Pengertian Bahasa Krama
Mengutip buku Belajar Bahasa Daerah Jawa Untuk Mahasiswa PGSD dan Guru SD karya Rian Damariswara, bahasa krama adalah bentuk sopan dari kata Ngoko. Kata krama ada dua jenis yaitu bentuk hampir sama dengan ngoko dan bentuk berbeda dengan ngoko. Kata nrama bisa digunakan untuk orang pertama, kedua, dan ketiga.
Bahasa krama dalam bahasa Jawa digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan. Bahasa ini biasanya dipakai saat berbicara dengan orang yang lebih tua, orang yang dihormati, atau dalam situasi formal. Dengan adanya penghormatan tersebut, maka tercipta rasa tenteram, damai dan menghindari konflik atau kesalahpaham.
Selain kata krama, ada juga kata krama inggil. Kata ini memiliki derajat paling tinggi dan sopan. Kata tersebut biasa digunakan untuk orang kedua dan orang ketiga.
Orang pertama tidak boleh menggunakan kata krama inggil, karena prinsip orang Jawa tidak boleh mengunggulkan derajat diri sendiri. Dengan demikian, orang pertama bisa menggunakan kata krama (madya).
Contoh Bahasa Jawa Krama dan Krama Inggil Beserta Artinya
- Nedha - dhahar = makan
- Tilem - sare = tidur
- Dugi - rawuh = datang
- Wangsul - kondur = pulang
- Rasukan - ageman = baju
- Yatra - arta = uang
- Purun - kersa = bersedia
- Mripat - soca = mata
- Irung - grana = hidung
- Kuping - talingan = telinga
- Sirah - mustaka = kepal
- Rambut - rikma = rambut
- Gulu - jangga = leher
- Peteng - padharan = perut
- Tangan - asta = tangan
- Suku - sampeyan = kaki
- Driji - racikan = jari
- Tutuk - tutuk = mulut
- Sarem - sarem = garam
- Bathuk - palarapan = dahi
- Estri - putri = perempuan
- Lenggah = pinarak = duduk
- Kesah - tindakmidhange
- Mireng - midhangetaken = mendengar
- Sampeyan - panjenengan = kamu
- Mendhet - mundhut = mengambil
- Ningali - mirsani = melihat
- Manah - penggalih = hati
- Tangi - wungu = bangun
- Adus - siram = mandi
- Badan - salira = badan
- Toya - toya = air
- Siti - siti = tanah
- Pantun - pantun = padi
- Banon - banon = bata
- Cengeh - cengeh = cabai
- Wantun - wantun = berani
- Gendhis - gendhis = gula
- Yoga - putra = anak
- Matur - ngendhika = bicara
- Jaler - kakung = laki-laki
- Tumut - dherek = ikut
- Radosan - margi = jalan
- Nginum - ngunjuk =minum
- Tumbas - pundhut = membeli
- Ngengken - ngutus = menyuruh
- Griya - dalem = rumah
- Mbekta - ngasta = membawa
- Nyambut - ngampil = meminjam
- Numpak - nitih = naik
Pilihan Editor: Arti Nama Bebingah Sang Tansahayu Anak Kaesang Pangarep dan Erina Gudono