TEMPO.CO, JAKARTA - Alat kontrasepsi merupakan alat yang dipakai untuk mencegah atau menunda kehamilan. Alat ini digunakan untuk merencanakan kehamilan dan membangun keluarga berencana (KB). Dari banyaknya jenis alat kontrasepsi di Indonesia, KB Implan menjadi salah satu yang populer karena keefektifannya.
Meski begitu, alat kontrasepsi ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahkan usai pemasangannya, terdapat sejumlah larangan atau pantangan setelah KB Implan. Lantas apa saja larangan setelah pemasangan alat kontrasepsi ini? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Mengenal KB Implan
Menurut Jurnal Keperawatan Muhammadiyah oleh Nur Laelah dan Happy Dwi Aprilina, KB Implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis zat levonorgestrel.
KB Implan dikenal juga dengan KB susuk. Alat kontrasepsi ini memiliki ukuran yang kecil, seperti batang korek api. Meski begitu, KB Implan sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Angka keberhasilannya cukup tinggi, di antara 100 pengguna KB implan, hanya 1 orang yang tetap hamil.
Adapun cara kerja KB Implan adalah dengan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan. Hal ini membuat KB Implan dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun.
Pantangan Setelah Memasang KB Implan
KB Implan merupakan alat kontrasepsi yang dipasang di lengan atas penggunanya. Pemasangan alat ini mungkin akan menimbulkan beberapa efek samping. Mulai dari nyeri, memar, hingga pendarahan.
Karena itu, terdapat sejumlah pantangan setelah KB Implan dipasang pada seseorang, agar tidak infeksi dan menimbulkan efek samping lain pada alat kontrasepsi tersebut. Berikut pantangan setelah KB Implan dipasang:
1. Membasahi lengan
Area lengan tempat KB implan dipasang harus tetap kering selama beberapa hari pertama untuk mempercepat proses penyembuhan. Membasahi luka dapat memperburuk kondisi dan memperlambat pemulihan.
Jika luka terkena air, segera keringkan menggunakan handuk bersih agar area tetap steril. Anda juga bisa mengganti perban yang basah dengan plester kering. Hal terpenting adalah dengan memastikan bahwa lengan tetap kering.
2. Membiarkan perban basah dan kotor
Setelah pemasangan KB implan, perban yang dipasang di area luka berfungsi untuk mencegah infeksi dan menghentikan perdarahan. Oleh karena itu, perban harus selalu bersih dan kering setidaknya selama 5 hari.
Perban yang kotor atau basah dapat menjadi sarang bakteri, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Jika perban basah, segera ganti dengan perban bersih setelah mencuci tangan untuk menghindari kontaminasi luka.
3. Infeksi pada luka pemasangan KB Implan
Dilansir dari jurnal yang dirilis di laman repository Universitas Muhammadiyah Semarang, infeksi berisiko terjadi di daerah lengan atas, tempat pemasangan KB Implan. Paparan infeksi dapat memperlambat penyembuhan luka.
4. Melakukan aktivitas berat menggunakan lengan
Aktivitas seperti mengangkat benda berat atau olahraga yang melibatkan kekuatan lengan sebaiknya dihindari sampai luka pemasangan KB Implan benar-benar sembuh. Aktivitas ini dapat memperparah rasa sakit, menyebabkan luka terbuka, atau bahkan memicu perdarahan.
5. Mengonsumsi obat-obatan yang dapat memengaruhi KB Implan
Beberapa obat seperti rifampicin (untuk tuberkulosis), obat HIV, epilepsi, atau antibiotik tertentu, serta suplemen herbal seperti St. John’s Wort, dapat mengurangi efektivitas KB implan. Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi atau metode KB tambahan.
6. Kontak langsung dengan area tempat pemasangan KB Implan
Hindari kontak langsung atau memegang area tempat pemasangan KB implan. Aktivitas seperti memijat lengan berisiko mengubah posisi KB Implan.
7. Melepas KB Implan sendiri
Pengangkatan KB implan hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis terlatih karena memerlukan sayatan kecil pada kulit. Melakukan tindakan ini sendiri sangat berisiko, bisa memicu perdarahan, dan memperbesar kemungkinan infeksi. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika ingin melepas alat kontrasepsi ini.