TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menuai kritik bertubi-tubi akibat pernyataannya selama promosi adaptasi film A Business Proposal, Abidzar Al-Ghifari akhirnya meminta maaf. Melalui unggahan di akun Instagram pada Senin, 3 Februari 2025, aktor kelahiran 2001 itu menyampaikan permohonan maafnya kepada publik.
"Saya memohon maaf untuk semua yang telah tersakiti atas sikap, perbuatan, dan ucapan saya yang salah," tulis Abidzar. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak yang telah memberikan kritik serta pelajaran berharga untuknya. "Ini menjadi pembelajaran yang besar untuk saya dalam berproses menjadi seseorang yang dewasa dan bijaksana," ungkapnya melanjutkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gegap gempita menyambut adaptasi Indonesia dari Webtoon dan drama Korea A Business Proposal berubah menjadi polemik setelah Abidzar mengaku tak menonton versi asli serial Korea Selatan tersebut. Dalam cuplikan video promosi film yang tersebar di media sosial, ia beralasan ingin membangun karakternya sendiri, tanpa terpengaruh oleh interpretasi aktor aslinya, Ahn Hyo Seop.
"Gue sempat nonton di episode satu. Cuma memutuskan untuk berhenti karena pada akhirnya ini adalah karakter yang akan gue buat sendiri bersama director," ujar putra dari Umi Pipik itu dalam konferensi pers, Senin, 13 Januari 2025.
Alih-alih mendapat apresiasi, pernyataan ini justru memicu gelombang kritik. Para penggemar menilai keputusan tersebut kurang menghormati sumber aslinya, terutama karena film ini diadaptasi dari Webtoon dan serial yang telah lebih dulu populer. Putra mendiang Ustad Jefri Al Buchori itu juga menyinggung komunitas pencinta budaya Korea dengan menyebut mereka sebagai 'fans fanatik.'
"Cukup beban (berperan sebagai Kang Tae Moo di film adaptasi), ditambah juga tau lah ya fans fanatiknya seperti apa, dan kami pun menghargai itu (ekspektasi)," ucapnya dalam podcast On Off yang dipandu Coki Pardede di kanal YouTube Pabrik Jaya Media, rilis Rabu, 22 Januari lalu.
Pernyataan Abidzar semakin memperburuk keadaan, membuat sebagian besar netizen di media sosial menyerukan boikot terhadap film yang dijadwalkan tayang pada Kamis, 6 Februari 2025 itu. Di tengah kegaduhan, Abidzar kemudian juga mengunggah Instagram Story yang merasa dirinya turut menjadi korban perundungan di media sosial. Ia menilai banyak komentar bernada rasis yang membandingkan penampilannya dengan Ahn Hyo Seop.
"Pengen ngejelasin tapi pasti tetap bakal nggak suka. Emang dasarnya udah nggak setuju, mau dijelasin kayak apaan tahu sepertinya akan tetap begitu. Rasisme di Indonesia ternyata masih ada," tulis Abidzar pada Rabu, 30 Januari.
Falcon Pictures Ikut Angkat Bicara
Rumah produksi yang menggarap film ini, Falcon Pictures, akhirnya ikut angkat bicara. Melalui pernyataan resmi yang dirilis pada hari yang sama dengan permintaan maaf Abidzar, Falcon menyampaikan permohonan maaf kepada publik. "Webtoon ini kami adaptasi karena kecintaan kami terhadap ceritanya, baik dalam versi webtoon maupun serial. Oleh karena itu, kami berhati-hati dalam prosesnya," tulis Falcon dalam surat terbuka.
Mereka juga merinci kerja keras dari 100 kru dan 20 seniman dalam proses penggarapan. Sutradara Rako Prijanto juga disebut telah menggarap film ini dengan penuh kehati-hatian, menggabungkan unsur asli dari Korea dengan sentuhan khas Indonesia. Film ini, yang turut dibintangi oleh Ariel Tatum, disebut menghadirkan nuansa komedi romantis yang relevan dengan isu sosial di Indonesia. Terkait keputusan Abidzar yang enggan menonton versi asli, Falcon Pictures menegaskan bahwa itu merupakan keputusan lumrah masing-masing aktor.
"Seniman memiliki banyak cara (dan semua cara valid) dalam melakukan pendekatan terhadap cerita," ungkap mereka menambahkan. Di akhir pernyataannya, Falcon kembali menegaskan komitmennya menghadirkan karya yang menghormati sumber aslinya dan tetap relevan bagi penonton lokal. "Kami meminta maaf atas perkataan dan perbuatan yang tidak tepat. Kami pastikan tidak pernah ada niat buruk terkandung dalam hati," demikian bunyi pernyataan tersebut.