TEMPO.CO, Jakarta - Merokok adalah kebiasaan yang sangat merugikan bagi kesehatan, dan dampak negatifnya tidak hanya berasal dari asap rokok semata. Banyak perokok aktif yang menganggap sepele kebiasaan merokok setelah makan.
Padahal aktivitas ini dapat menimbulkan risiko kesehatan yang lebih parah dibandingkan merokok pada waktu lainnya. Merokok setelah makan menjadi kondisi yang sangat berisiko karena dapat memperbesar peluang terjadinya berbagai gangguan kesehatan serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahaya merokok setelah makan
Dilansir dari Hopkins Medicine, kebiasaan merokok setelah makan dapat menyebabkan rasa terbakar dan perih di dada, yang dikenal sebagai heartburn atau nyeri ulu hati. Hal ini terjadi karena merokok dapat melemahkan sistem sfingter esofagus dalam sistem pencernaan, yang memungkinkan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, menimbulkan sensasi tersebut. Cairan asam yang seharusnya membantu pencernaan dapat menyebabkan nyeri ulu hati dan berpotensi mengarah pada GERD (penyakit refluks gastroesofageal).
2. Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Merokok merupakan salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko kanker usus besar, yang merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak kedua. Pemeriksaan rutin seperti kolonoskopi dapat mendeteksi polip, yaitu pertumbuhan prakanker kecil di lapisan usus besar.
3. Meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu. Batu empedu terbentuk ketika cairan yang tersimpan di kantong empedu berubah menjadi material yang menyerupai batu. Ukurannya bisa berkisar dari sebutir pasir hingga kerikil.
4. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah luka pada dinding lambung yang dapat meningkatkan risiko maag. Nikotin dalam rokok dapat melemaskan katup antara kerongkongan dan lambung, sehingga asam lambung dan cairan pencernaan lainnya kembali naik ke kerongkongan, memicu maag. Kebiasaan merokok ini membuat tukak lambung semakin sulit sembuh.
5. Menghambat Penyerapan Nutrisi
Merokok setelah makan dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dengan baik. Akibatnya, meskipun seseorang mengonsumsi makanan yang bergizi, tubuhnya mungkin tidak dapat memanfaatkan kandungan nutrisinya secara optimal.
6. Menekan Nafsu Makan
Dilansir dari Smotect, nikotin dalam rokok diketahui memiliki sifat penekan nafsu makan, yang seringkali menjadi alasan mengapa sebagian orang memilih merokok setelah makan. Mereka merasa bahwa dengan merokok, keinginan untuk makan berlebihan bisa ditekan, sehingga membantu menjaga berat badan. Pandangan ini sering berkembang menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan, terutama bagi mereka yang khawatir dengan kenaikan berat badan.
Cara untuk menghilangkan kebiasaan merokok setelah makan:
1. Kunyah Permen Karet
Mengunyah permen karet tanpa gula setelah makan dapat menjadi cara yang efektif untuk mengurangi dorongan merokok.
2. Makan Buah dan Sayur
Seperti halnya permen karet tanpa gula, mengonsumsi sedikit buah dan sayuran mentah dapat membantu mengurangi keinginan merokok serta mencegah penambahan berat badan.
3. Berhenti Merokok
Langkah terbaik untuk mengurangi risiko penyakit yang telah disebutkan sebelumnya adalah dengan berhenti merokok, meskipun ini bukan hal yang mudah dilakukan.
4. Beralih ke Produk Tembakau Alternatif
Jika berhenti merokok terasa sangat sulit, cobalah beralih ke produk tembakau alternatif, seperti tembakau yang dipanaskan, vape atau rokok elektronik, serta snus. Produk-produk ini telah terbukti membantu perokok dewasa berhenti merokok secara bertahap.