Info Event-Dari 11 sektor industri yang dinilai oleh Desk Riset INSTAR (Indeks Integritas Bisnis Lestari), sektor Consumer cyclicals dan sektor Consumer non-cyclicals masing-masing meloloskan 82 dan 64 perusahaan di penilaian tahap pertama dan masuk penilaian tahap kedua. Berikutnya di sektor keuangan, material dasar, dan energi masing-masing meloloskan 55, 53 dan 51 perusahaan.
Enam sektor lainnya yakni properti dan real estate, infrastruktur, industri, teknologi, transportasi dan logistik, serta healthcare juga meloloskan sejumlah perusahaan ke tahap kedua. Dua pekan lalu, INSTAR telah melalui tahap pertama atau penilaian awal. Sebanyak 479 perusahaan dari 900 perusahaan telah mencapai threshold atau ambang batas dalam penilaian desk riset INSTAR. Selanjutnya mereka akan mengikuti penilaian tahap kedua atau verifikasi untuk mendapatkan badge INSTAR.
PT Wika Beton termasuk salah satu dari perusahaan yang lolos tahap pertama. INSTAR dinilai sangat komprehensif dan lebih transparan dari beberapa pemeringkatan di dunia. “Sebagai emiten kami berharap proses validasi datanya benar-benar dikerjakan secara serius karena penyelenggara akan menerima ratusan ribu email di tahap verifikasi,” ujar Adrian Marcel perwakilan Wika Beton.
INSTAR adalah inisiatif bersama Tempo Data Science, Transparency International Indonesia (TII) dan Institute for Strategic Initiatives (ISI) yang mengukur komitmen dan praktik keberlanjutan perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan mengevaluasi tiga aspek ESG (environmental, social dan governance) ditambah aspek ketahanan korporasi.
Dalam merumuskan sejumlah indikator untuk aspek-aspek ESG, INSTAR dibantu empat orang pakar. Mereka adalah ahli ekonomi lingkungan Sonny Mumbunan, eks pimpinan KPK Erry Riyana Hardjapamekas, anggota Dewan Internasional Transparency International Natalia Soebagjo, dan Direktur Eksekutif Komite Nasional Kebijakan Governansi Jeffrey Siregar.
Threshold pada penilaian tahap kedua ditentukan dari nilai rata-rata standar deviasi dari 900 perusahaan yang dinilai. Threshold tersebut berlaku untuk semua perusahaan dari setiap sektor. Perusahaan yang melampaui threshold mengindikasikan tingkat kematangan yang tinggi dalam penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan.
”Pencapaian ini menunjukkan perusahaan berhasil mengimplementasikan praktik keberlanjutan secara nyata dan konsisten, dan melampaui komitmen formal,”kata Direktur Tempo Data Science Phlipus Parera.(*)
Iklan
Mengenal Badge INSTAR
Berbeda dengan penyelenggaran pertama tahun lalu, penyelenggara INSTAR memberikan badge atau lencana kepada perusahaan yang memiliki skor baik untuk ketiga aspek ESG. Apa saja manfaat badge INSTAR untuk perusahaan? Pertama pengakuan yang kredibel. Kedua, meningkatkan citra brand di media sosial, website, hingga laporan tahunan. Ketiga membangun kesan positif pada publik dan investor
Ada dua jenis Badge INSTAR. Pertama INSTAR Verified Company diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang melewati ambang batas (threshold) pada desk riset/ studi pustaka/penilaian awal. Berikutnya menyelesaikan proses verifikasi atau penilaian tahap kedua. Perusahaan yang meraih badge ini memiliki skor akhir (gabungan dari desk riset/studi pustaka dan verifikasi) yang setara atau melampaui threshold sektoral.
Kedua INSTAR Committed Company diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang melampaui ambang batas (threshold) pada desk riset. Perusahaan yang meraih badge ini juga melalui proses verifikasi namun skor akhirnya kurang dari threshold sektoral.
Dalam pandangan Sekjen TII Danang Widoyoko, badge INSTAR sangat layak dimiliki oleh perusahaan publik karena aspek yang dinilai cukup berimbang tidak hanya lingkungan tapi mencakup aspek sosial dan anti-korupsi. “INSTAR tidak hanya nice to have, tapi great to have bagi perusahaan,” katanya.


















































