TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan Komunikasi Politik, Ethical Politics, bekerja sama dengan perusahaan survei Astrabuana Sendhang Pranawa soal preferensi pemilih pada Pilkada Jakarta 2024. Survei ini diklaim menggunakan pendekatan psikologi politik dengan menguji konsistensi jawaban dari 1.240 responden.
Survei preferensi pemilih disebut berbeda dengan tren elektabilitas, karena preferensi pemilih dilakukan lewat metode pendekatan yang mengajak para responden terlibat aktif sebagai prediktor di wilayahnya. Adapun jenis pertanyaan survei itu seputar calon pemimpin yang dikenalnya, disukainya, dipilihnya, dan diyakini bakal menang.
"Kami menggunakan pendekatan psikometri dan pertanyaan berjenjang untuk mengukur tingkat kesolidan atau tingkat dari masyarakat untuk menjawab pertanyaan itu," kata Direktur Eksekutif Ethical Politics, Hasyibulloh Mulyawan, saat ditemui pada agenda perilisan hasil survei, Blok M, Jakarta Selatan, Jumat, 25 Oktober 2024.
Adapun data survei itu, kata Hasyibulloh, diambil pada 1-10 Oktober 2024. Validasinya pun diklaim dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan hasil yang objektif sesuai dengan tingkat kepercayaan di atas 95 persen. Sedangkan margin of error 2,78 persen.
Hasyibulloh menyebut, pihaknya dibantu oleh perusahaan survei Astrabuana Sendhang Pranawa untuk mendapatkan data dari 1.240 responden di Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu. "Dari hasil riset yang kami lakukan itu, pasangan 03 mendapatkan preferensi pemilih 45,56 persen, lalu disusul oleh pasangan 01 sebesar 30 persen, dan pasangan 02 sebesar 8,47 persen," ujar Hasyibulloh.
Diketahui Pilkada Jakarta menggandeng tiga kandidat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Mereka di antaranya pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono, nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno.
Hasyibulloh menyebut, alasan menggunakan metode pengambilan data dengan pendekatan psikologi politik atau psikometri, bertujuan supaya antara keakuratan data dengan kebiasaan masyarakat Jakarta. Adapun kebiasaan ini seputar bagaimana cara masyarakat Jakarta memilih calonnya, hingga pengaruh popularitas terhadap setiap calon.
"Jadi dengan menggunakan pertanyaan berjenjang tadi, kami bisa menghasilkan satu jawaban dari masyarakat atau responden itu secara konsisten," ucap Hasyibulloh. "Jadi jawabannya akan mereka urutkan dalam aplikasi yang kami gunakan, mulai dari popularitas, disukai, lalu pada tingkat dipilih dan diyakini menang."
Lebih lanjut, Hasyibulloh juga menyampaikan dalam agenda perilisan hasil survei ini, Ethical Politic dan Astrabuana Sendhang Pranawa tidak berafiliasi atau dibayar oleh siapapun untuk riset yang mereka lakukan. Adapun tujuan hasil survei ini dirilis untuk memberikan gambaran terhadap masyarakat maupun pasangan calon di Pilkada Jakarta soal preferensi pemilih.
Survei LSI dan Poltracking
Dalam survei Poltracking, pasangan Ridwan Kamil-Suswono unggul dengan tingkat elektabilitas 51,6 persen.
Sedangkan pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno di survei Poltracking mendapat 36,4 persen. Disusul pasangan dari jalur independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana dengan tingkat elektabilitas 3,9 persen.
Iklan
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan, bahwa terbuka peluang terjadinya pilkada satu putaran di Jakarta bila melihat tingkat elektabilitas yang didapat RK-Suswono. "Memang dari sisi elektabilitas ada potensi Pilkada di Jakarta berlangsung satu putaran, meski angkanya masih di 51,6 persen," katanya dalam rilis hasil survei, dipantau di akun YouTube Poltracking TV, Kamis, 24 Oktober 2024.
Survei Poltracking dilakukan dalan kurun waktu tujuh hari yaitu pada 10-16 Oktober 2024. Adapun respondennya diklaim sebanyak 2.000 orang dengan metode wawancara tatap muka. Responden yang dipilih adalah warga Jakarta dengan usia 17 tahun ke atas, atau sudah menikah.
Adapun metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error berada di kisaran 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sehari sebelumnya, LSI merilis survei terbarunya tentang Pilgub Jakarta. Dari survei tersebut, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono disalip calon dari PDIP Pramono Anung-Rano Karno.
Hasil survei LSI yang dilaksanakan pada kurun 10-17 Oktober 2024 itu menunjukkan elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno sebesar 41,6 persen.
Sedangkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono mengumpulkan elektabilitas 37,4 persen.
LSI mencatat, unggulnya Pramono-Rano lantaran ada kenaikan elektabilitas sekitar 13 persen dari September ke Oktober. Sebaliknya, terjadi penurunan tingkat elektabilitas sebesar 14 hingga 15 persen yang dialami oleh RK-Suswono.
Survei LSI menggunakan metode yang sama dengan Poltracking yaitu multistage random sampling. Adapun respondennya tercatat 1.200 warga Jakarta dengan tingkat toleransi kesalahan 2,9 persen.
Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta diusung oleh koalisi gemuk pendukung Presiden Prabowo Subianto.
Sementara pasangan Pramono Anung-Rano Karno diusung oleh PDIP dan Partai Hanura.
Pilihan Editor: Ridwan Kamil soal Debat Kedua Pilkada Jakarta: Insyaallah Kami Paling Siap