TEMPO.CO, Jakarta - Liam Payne, mantan anggota grup One Direction berpulang pada Rabu, 16 Oktober 2024 setelah terjatuh dari balkon lantai tiga Hotel CasaSur Palermo, Buenos Aires, Argentina. Berdasarkan laporan terbaru dari kepolisian dan sejumlah saksi mata, Liam mencoba melarikan diri melalui balkon hotel ketika kejadian nahas itu terjadi. Kegelisahan terhadap ruang tertutup, yang ia alami selama bertahun-tahun, diduga menjadi pemicu tindakan tersebut.
Kondisi ini tidak sepenuhnya baru bagi Liam. Pada September lalu, ia dilaporkan pernah mencoba aksi serupa di Florida. Kala itu, Liam menggunakan selang taman untuk menuruni balkon properti sewaan tempatnya tinggal, setelah merasa terkunci di dalam kamar. Trauma ini, menurut sumber dekat Liam, berakar pada pengalaman bertahun-tahun di bawah tekanan ketenaran saat menjadi anggota One Direction.
Barang Bukti dan Penyelidikan Jatuhnya Liam Payne
Sebelum insiden di Buenos Aires, pelantun ‘Olivia’ itu dilaporkan berada dalam kondisi mabuk dan membuat keributan di lobi hotel, yang memaksa staf hotel untuk membawanya ke kamar. Menurut laporan TMZ, staf hotel menyadari potensi bahaya ketika Liam menunjukkan keinginannya untuk keluar dari kamar menggunakan balkon.
Seorang karyawan hotel bahkan sempat menghubungi layanan darurat 911, mengatakan, "Kami khawatir, dia berada di kamar dengan balkon, dan nyawanya mungkin dalam bahaya."
Hanya beberapa menit setelah panggilan itu, Liam ditemukan tak bernyawa di halaman hotel, dengan tas selempang yang menunjukkan kemungkinan ia sedang bersiap untuk meninggalkan ruangan. Dua hari setelah kematiannya, barang bukti baru ditemukan. Sebuah tas kulit yang berisi pil, botol Jack Daniel's, dan sebuah catatan bertulisan "untuk Liam" ditemukan di balkon lantai dua hotel. Polisi menduga tas tersebut diturunkan oleh Liam sebagai bagian dari rencananya untuk melarikan diri secara bertahap.
Bukan Insiden Bunuh Diri
Pihak berwenang telah menyingkirkan dugaan bunuh diri. Berdasarkan hasil penyelidikan awal, Liam diduga berada dalam kondisi setengah atau sepenuhnya tidak sadar saat ia terjatuh. Otoritas Argentina menyatakan bahwa penyebab kematian Liam Payne adalah perdarahan hebat, baik internal maupun eksternal, yang disebabkan oleh jatuh dari ketinggian.
Berdasarkan laporan yang dirilis Kejaksaan Nasional Buenos Aires pada 7 November, tidak ada bukti kekerasan atau keterlibatan pihak lain dalam insiden tersebut. Namun, hasil pemeriksaan toksikologi mengungkap keberadaan alkohol, kokain, dan antidepresan dalam tubuh Liam pada saat kejadian. Fokus penyelidikan kini adalah mencari tahu siapa yang memasok obat-obatan yang ditemukan dalam tubuh Liam.
Rogelio ‘Roger’ Nores, teman dekat Liam yang terakhir bertemu dengannya 40 menit sebelum kejadian, turut diperiksa. “Saya tidak pernah meninggalkan Liam. Ada lebih dari 15 orang di lobi bercanda dan berbicara dengannya saat saya pergi. Tidak pernah terpikir hal ini akan terjadi,” ujarnya. Dua orang lainnya, yakni seorang pekerja hotel berusia 21 tahun dan karyawan restoran berusia 24 tahun yang berinteraksi dengan Liam pada hari itu, juga telah dimintai keterangan.
Liam Dimakamkan di Inggris
Sebulan setelah insiden tragis ini, Liam Payne dimakamkan pada Rabu, 20 November 2024, di sebuah gereja kuno abad ke-12 di pedesaan Inggris, di luar kota London. Upacara pemakaman berlangsung khidmat, dihadiri keluarga, sahabat, dan rekan musisi. Keempat mantan anggota One Direction—Harry Styles, Zayn Malik, Louis Tomlinson, dan Niall Horan—terlihat bersama-sama memberikan penghormatan terakhir.
Kepergian Liam menyatukan kembali anggota One Direction dalam kesedihan. Kemunculan Zayn Malik di pemakaman Liam juga menjadi pertama kalinya ia terlihat bersama ketiga mantan anggota grup itu sejak 2015. Sosok-sosok seperti Simon Cowell, mentor Liam di The X Factor, James Corden, dan kekasihnya Kate Cassidy juga terlihat di pemakaman tersebut.