TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, mengatakan alasan dari pemerintah untuk menggerakkan program mencetak sawah baru atau food estate hingga 3 juta hektare. Kata Sudaryono, food estate untuk mewujudkan target swasembada pangan. Sudaryono mengatakan, kebutuhan pangan meningkat pesat seiring proyeksi pertumbuhan penduduk mencapai 330 juta jiwa pada 2050.
“Ketidakpastian ekonomi global, perubahan iklim, dan terganggunya rantai pasokan pangan internasional akibat berbagai konflik geopolitik, termasuk perang Rusia-Ukraina, memperparah kondisi pangan dunia,” katanya, Kamis, 24 Oktober 2024.
1. Tanggapan Pengamat
Peneliti bidang pertanian dari Pusat Reformasi Ekonomi, Eliza Mardian, mengatakan bahwa program food estate tidak akan cukup mewujudkan target swasembada pangan. Menurut dia, program tersebut berisiko merusak lingkungan karena selama ini program tersebut tidak memenuhi kaidah ilmiah.
Eliza mencontohkan kegagalan program food estate di era Soeharto. Program lumbung pangan juga pernah dicanangkan di era SBY dan Jokowi. Eliza, mengingatkan, pemerintah saat ini agar tidak mengulangi masalah akibat penyusunan teknis yang tidak sesuai kajian ilmiah. “Jangan banyak trial dan error karena kapasitas fiskal kita terbatas. Pemerintah harus bijak dalam membelanjakan untuk menjalankan program,” ujarnya yang dikutip pada Kamis, 24 Oktober 2024.
2. Eksploitasi
Ekonom dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengkritik rencana pengembangan cetak sawah seluas 2 juta hektare, untuk swasembada pangan, yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan. Proyek lumbung pangan di Papua dianggap melanggengkan praktik ekstrativisme kolonial, eksploitasi kekayaan alam oleh perusahaan asing yang sempat terjadi di masa lalu.
"Papua sekali lagi diperlakukan sebagai objek eksploitasi untuk kepentingan pembangunan nasional, tanpa mempertimbangkan dampak besar yang mungkin ditimbulkan terhadap masyarakat lokal dan lingkungan," katanya, Rabu, 23 Oktober 2024.
3. Kolaborasi dengan Kementerian Pertahanan
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, memastikan lembaganya akan tetap berkolaborasi dengan Kementerian Pertahanan untuk melanjutkan proyek food estate atau lumbung pangan. Politikus Gerindra itu mengatakan komitmen tersebut juga sudah disampaikan oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Iklan
Komitmen Syafrie yang dimaksud oleh Sudaryono melibatkan prajurit TNI dalam pengerjaan cetak sawah satu juta hektare di Merauke. "Kami optimalisasi lahan rawa. Kami optimalisasi dengan Dandim, Koramil, termasuk penyuluhan pertanian kita ada (yang) melibatkan Babinsa," kata Sudaryono, Selasa, 22 Oktober 2024.
4. Tidak Kayak Simsalabim
Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menyatakan bahwa ambisi, Prabowo, untuk mengejar target swasembada pangan melalui food estate tidak bisa dinilai langsung dalam sekali panen. “Itu enggak mudah dan pasti buka dari lahan izin baru itu tidak kayak simsalabim, sekali tanam akan bisa berhasil,” katanya, Rabu, 23 Oktober 2024.
Khudori mengatakan food estate memerlukan berkali-kali percobaan hingga lima atau enam musim tanam. Artinya, dengan asumsi setahun ada dua kali musim tanaman, food estate memerlukan waktu sedikitnya tiga hingga empat tahun sampai panen berhasil.
5. Swasembada Pangan
Menurut Prabowo, Indonesia harus bisa memproduksi kebutuhan pangan atau swasembada . “Saya telah mencanangkan Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” kata Prabowo dalam pidato perdananya sebagai Presiden di Kompleks DPR/MPR, Minggu, 20 Oktober 2024.
HAN REVANDA PUTRA I ANANDA RIDHO SULISTYA I ILONA ESTHERINA
Pilihan Editor: Ekonom Kritik Proyek Food Estate Seluas 2 Juta Hektare di Papua, Disebut Mirip Eksploitasi era Kolonial