8000 hoki Daftar web Slot Maxwin Myanmar Terbaru Mudah Lancar Jackpot Full Banyak
hokikilat.com Data Platform web Slot Gacor Philippines Terpercaya Sering Scatter Full Online
1000 hoki Data Akun web Slots Maxwin Cambodia Terkini Mudah Menang Full Banyak
5000 Hoki Online Situs situs Slot Gacor Myanmar Terkini Pasti Menang Terus
7000 Hoki Online Data Agen web Slot Maxwin China Terbaik Sering Lancar Win Non Stop
9000hoki Demo situs Slot Gacor Terbaik Pasti Lancar Jackpot Online
Alternatif game Slots Gacor server Thailand Terkini Gampang Lancar Win Online
Idagent138 Daftar Akun Slot Game Terbaik
Luckygaming138 login Akun Slot Online
Adugaming Akun Slot Gacor
kiss69 login Akun Slot
Agent188 Id Slot
Moto128 Akun Slot Gacor
Betplay138 login Akun Slot Anti Rungkat Online
Letsbet77 Slot
Portbet88 Daftar Slot Gacor Terpercaya
Jfgaming login Id Slot Anti Rungkat Online
MasterGaming138 Daftar Slot Maxwin Terbaik
Adagaming168 Daftar Slot Anti Rungkat Online
Kingbet189 Daftar Slot Anti Rungkad Online
Summer138 login Akun Slot Anti Rungkat
Evorabid77 Slot Gacor
TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat, T-Mobile, mengungkap kalau mereka juga kena target serangan Salt Typhoon. Kelompok peretas (hacker) yang disebut terafiliasi dengan Pemerintah Cina ini membobol perusahaan itu sebagai bagian dari 'kampanye serangan selama berbulan-bulan' yang didesain untuk memanen data komunikasi ponsel milik jutaan warga Amerika.
"T-Mobile memantau dengan ketat serangan yang terjadi luas di industri telekomunikasi," tutur jurubicara T-Mobile kepada The Wall Street Journal. Disampaikan pula kalau saat ini sistem dan data T-Mobile belum terdampak secara signifikan, dan tidak ada bukti adanya dampak ke pelanggan. "Kami akan terus memantau ketat, bekerja sama dengan perusahaan lain dan otoritas terkait," katanya menambahkan.
Perkembangan terkini tersebut membuat T-Mobile bergabung dalam daftar perusahaan telekomunikasi besar lainnya di Amerika seperti AT&T, Verizon, dan Lumen Technologies yang sudah diketahui sebelumnya menjadi target dari apa yang kelihatannya menjadi sebuah serangan spionase siber dari Cina. Serangan ini hanya mengincar akses ke 'harta karun' besar yang disebut Call Detail Records berisi informasi mulai dari siapa saja yang pernah dihubungi, seberapa sering, kapan saja, hingga data lokasi yang didukung jaringan internet 5G.
The Hacker News menulis kalau sejauh ini tidak jelas apakah peretas mencuri dari data-data tersebut. Laporan-laporan yang ada juga tak menyebut tingkat kesuksesan serangan, apakah ada jenis malware yang terpasang, atau apa jenis informasi yang dikejar para peretas.
Pemerintahan Presiden Joe Biden pertama kali mengumumkan sedang menginvestigasi adanya 'akses ilegal ke dalam infrastruktur telekomunikasi komersial' pada akhir Oktober lalu. Mereka melacak intrusi telah terjadi sejak September, tapi tak dapat memastikan sudah berapa lama Salt Typhoon bergentayangan di dalam infrastruktur telekomunikasi di negeri itu. Apa yang terjadi dengan T-Mobile aalah sekuel terkini dari intrusi tersebut.
"Para aktor yang terafiliasi Cina ini telah meng-kompromi-kan jaringan di banyak perusahaan telekomunikasi untuk memungkinkan pencurian dari data rekaman suara pelanggan, komunikasi privat dari sebagian kecil individu yang terlibat dalam aktivitas politik atau pemerintahan, dan menyalin informasi tertentu yang adalah subyek penegakan hukum AS (penyadapan)," bunyi pernyataan saat itu.
Menurut New York Times, dengan menggali di dalam sedikitnya 10 perusahaan provider internet besar yang ada, termasuk Verizon, AT&T dan Lumen, Salt Typhoon memang sudah bisa menguping komunikasi yang tidak terenkripsi dari ponsel puluhan figur politik senior di AS. Tak terkecuali Presiden terpilih Donald Trump dan pasangannya sebagai calon Wakil Presiden AS, JD Vance.
Salt Typhoon, yang juga dikenal sebagai Earth Estries, FamousSparrow, GhostEmperor, dan UNC2286, disebut perusahaan keamanan siber TrendMicro telah aktif setidaknya sejak 2020. Pada Agustus 2023, kelompok ini terkoneksi dengan serangkaian serangan siber yang menarget pemerintahan dan industri teknologi berbasis di Filipina, Taiwan, Malaysia, Afrika Selatan, Jerman, dan AS.
"Earth Estries memelihara persistensi dengan cara memperbarui secara kontinyu perangkatnya dan menggunakan backdoor untuk lateral movement dan pencurian kredensial," kata peneliti Trend Micro, Ted Lee, Leon M Chang, dan Lenart Bermejo, dalam sebuah analisis yang dipublikasikan awal November ini, dikutip dari Politico.
Dijelaskan di situs media yang sama, Salt Typhoon telah mengintegrasikan diri di dalam perangkat jaringan lama, termasuk router dan switch, yang tidak menjalankan sistem operasi Windows dan sulit bagi para ahli forensik digital menyelidikinya. Ukuran dan kompleksitas yang sangat besar dari jaringan ponsel perusahaan telekomunikasi disebut menambah tingkat kesulitan pelacakan.