Media: AS Siap Selamatkan Pilot-pilot Israel selama Serangan atas Iran

2 weeks ago 23

TEMPO.CO, JakartaAS membantah keterlibatannya dalam serangan Israel atas Iran, Sabtu, 26 Oktober 2024. Namun, laporan media Israel menyebutkan AS telah menempatkan armada jet tempur dalam keadaan siaga untuk menyelamatkan pilot Israel jika serangan Tel Aviv terhadap Iran berjalan buruk.

"Israel dan AS mengkoordinasikan sebuah rencana untuk memastikan ekstraksi yang aman bagi para pilot jika operasi tersebut tidak berhasil," kata Radio Angkatan Darat Israel pada Minggu, 27 Oktober 2024.

Laporan tersebut menekankan bahwa meskipun AS tidak ikut serta dalam serangan itu sendiri, armada dari Komando Pusat AS (AFCENT) dipersiapkan untuk melakukan intervensi jika diperlukan.

"Kemampuan canggih Amerika di wilayah tersebut akan memungkinkan mereka untuk melakukan operasi penyelamatan," kata laporan itu.

Terlepas dari kesiapan untuk kemungkinan intervensi AS ini, Angkatan Udara Israel telah menyusun "rencana independen untuk penyelamatan pilot tanpa bergantung pada dukungan Amerika," tambahnya.

Israel pada Sabtu mengatakan bahwa mereka telah melakukan serangan selama empat jam di Iran, dengan Teheran menyatakan bahwa mereka telah berhasil menangkis "upaya-upaya yang dilakukan oleh entitas Zionis untuk menyerang beberapa titik di Teheran dan di seluruh negeri."

Menurut militer Iran, serangan Israel menewaskan empat orang tentara.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memberikan penjelasan kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengenai keberhasilan serangan Israel terhadap Iran dan membahas "peluang-peluang strategis" yang mungkin muncul, demikian ungkap kantor Gallant pada hari Minggu.

Pernyataan tersebut mengatakan, "Gallant membahas penilaian awal mengenai keberhasilan serangan terhadap fasilitas pembuatan rudal, susunan rudal permukaan-ke-udara, dan kemampuan udara Iran.”

"Menteri Gallant juga membahas peluang strategis yang telah meningkat sebagai hasil dari pencapaian operasional, baik di arena utara maupun selatan," kata pernyataan itu, mengacu pada pertempuran di Lebanon dan Gaza.

Tanggapan yang Lebih Keras

Serangan ini terjadi setelah Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal ke Israel pada 1 Oktober, yang digambarkan Teheran sebagai "pembalasan" atas pembunuhan para pemimpin tertinggi kelompok Palestina Hamas dan Hizbullah Lebanon.

Iklan

Iran sebelumnya telah memperingatkan bahwa setiap serangan Israel akan dibalas dengan "tanggapan yang lebih keras."

Para pejabat Iran mengungkapkan bahwa Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei telah mengarahkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) untuk mengembangkan beberapa rencana militer untuk menanggapi kemungkinan serangan Israel.

Para pejabat tersebut mengatakan kepada media AS bahwa besarnya respon Iran akan sebanding dengan tingkat kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh Israel.

Dua pejabat dari IRGC mengungkapkan bahwa rencana yang sedang dipertimbangkan termasuk meluncurkan hingga 1.000 rudal balistik ke arah Israel jika serangan Israel menyebabkan kerusakan parah atau korban jiwa yang signifikan, menurut kantor berita Sputnik.

Para pejabat tersebut menjelaskan bahwa jika serangan Israel terbatas pada beberapa pangkalan militer atau depot senjata, Iran mungkin tidak akan merespons dengan keras.

Mereka menekankan bahwa jika Israel menargetkan infrastruktur minyak, fasilitas energi atau situs nuklir, atau jika mereka membunuh para pemimpin Iran, maka hal itu pasti akan menyebabkan pembalasan yang keras.

Para pejabat itu menambahkan bahwa opsi-opsi untuk menanggapi termasuk meningkatkan operasi oleh kelompok-kelompok pro-Iran di wilayah tersebut dan mengganggu pasokan dan pengiriman energi global.

Mereka juga menekankan bahwa pasukan Iran dalam keadaan siaga tinggi, dengan pertahanan udara di sekitar lokasi militer dan nuklir diperkuat selama beberapa minggu terakhir untuk mengantisipasi tindakan Israel.

ANADOLU | REUTERS

Pilihan Editor: Hizbullah Perintahkan Evakuasi 25 Permukiman Israel

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |