Mengenal Apa Itu Fauxductivity, Istilah di Tempat Kerja

3 hours ago 6

CANTIKA.COM, Jakarta - Tambah satu lagi istilah dalam dunia kerja yang perlu kita ketahui, yaitu fauxductivity. Apa itu? Istilah tersebut terdiri dari dua kata, 'faux' bermakna palsu dan 'productivity' berarti produktivitas. Dalam konteks istilah ini, fauxductivity adalah tindakan pura-pura bekerja secara produktif.

Sebuah studi tahun 2024 dari Workhuman menyoroti pengakuan antara karyawan dan manajer dalam fauxductivity. Melalui survei, sebanyak 67 persen karyawan menyangkal aktivitas berpura-pura di tempat kerja, di sisi lain hampir setengah dari manajer (48 persen) mempercayai itu adalah masalah umum dalam tim mereka.

Fenomena ini terjadi di setiap tempat kerja pada tingkat tertentu, tidak eksklusif untuk negara-negara maju. Hal itu tampak dari diskusi Nikhil Kamath, pendiri Zerodha, dalam siniar atau podcast-nya dengan Kumar Birla.

“Suatu hari saya duduk di kantor saya, dan melakukan percakapan tentang ini (fauxductivity) dengan beberapa CXO dari perusahaan kami, saudara saya, dan beberapa teman lainnya. Dan kami semua berbagi pengalaman ini satu demi satu," ucapnya.

"Salah satunya seperti, oke, saya berpura-pura bekerja x jam sehari. Saya tidak terpikir saya bisa bekerja secara produktif lebih dari 90 menit. Sebagian besar dari apa yang saya lakukan adalah berpura-pura bekerja," katanya.

Tren ini tampaknya telah tumbuh dalam beberapa waktu terakhir, terutama ketika Covid-19 memaksa dunia untuk bekerja dari rumah. Dengan pekerjaan jarak jauh dan hybrid menjadi norma, fleksibilitas meningkat, tetapi begitu pula cara produktivitas dirasakan.

Berbicara kepada Harper's Bazaar India, Vineeta Dwivedi, Associate Professor dalam Studi Organisasi dan Kepemimpinan di SPJIMR, menjelaskan perubahan ini. Dia mencatat bahwa produktivitas tidak lagi diukur dengan jam yang dihabiskan di meja, tetapi dengan hasil nyata. Perubahan ini telah menantang norma-norma tempat kerja tradisional, mendefinisikan kembali bagaimana efisiensi dihargai di ruang kerja modern.

Mengapa Karyawasan Suka Fauxductivity?

Untuk memahami mengapa karyawan merasa perlu untuk tampil produktif, Visier melakukan survei pada tahun 2023 yang melibatkan 1.000 pekerja penuh waktu di Amerika Serikat. Dari survei tersebut ditemukan bahwa ketika bisnis memberi tekanan besar pada kinerja, karyawan merespons dengan berfokus pada tugas yang membuat mereka tampak sibuk dan terlihat bagi manajemen daripada terlibat dalam pekerjaan yang bermakna dan berdampak tinggi.

Para karyawan merasa tertekan untuk 'terlihat sibuk' yang berujung pada tindakan seperti terus-menerus menggerakkan mouse mereka, menatap layar laptop, dan mengerjakan tugas agar terlihat produktif. Meskipun fenomena ini mungkin tidak tampak berbahaya, pada akhirnya membunuh efisiensi perusahaan.

Karyawan saat ini berada di bawah tekanan ekstrem, mereka tidak hanya berusaha menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan mereka, tetapi juga berjuang dengan masalah-masalah seperti kelelahan, pelepasan, dan disosiasi dari diri sendiri. Adalah tanggung jawab para manajer untuk membuat karyawan merasa seperti manusia dan tidak mengubah pekerjaan menjadi teater performatif. Ini hanya dapat dimulai ketika manajer sendiri dapat menahan keinginan untuk menjaga penampilan demi dianggap serius.

Pilihan Editor: 7 Tips agar Kerja Lebih Produktif, Meditasi dan Buat Daftar Tugas

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |