Swedia jadi Destinasi Wisata Tidur Global

4 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Sleep tourism atau wisata tidur, yang muncul pada awal masa pandemi, diprediksi bakal menjadi tren pada 2025. Salah satu negara yang banyak diminati untuk wisata ini adalah Swedia.

Negara Skandinavia itu menjadi tujuan wisata tidur global yang menawarkan kesempatan bagi pengunjung yang kurang tidur untuk bersantai dan menyegarkan diri. Dalam kampanye pariwisatanya, VisitSweden mengatakan bahwa lingkungan alam yang unik di negara itu menyediakan latar yang ideal bagi siapa pun yang mendambakan tidur yang memulihkan dan detoksifikasi digital. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini karena kegelapan alami di musim gugur dan musim dingin, udara luar yang sejuk dengan suhu tidur optimal hanya 18 derajat Celcius, udara bersih, dan kedamaian dan ketenangan.

Alasan Sains 

Christian Benedict, seorang peneliti tidur di Universitas Uppsala, telah menjelaskan sains di balik daya tarik Swedia sebagai tujuan wisata tidur.

“Kelimpahan alam yang mudah diakses dan area alam liar yang luas dan damai, dipadukan dengan malam yang gelap, suhu yang sejuk, dan penekanan budaya pada relaksasi, menjadikan Swedia lokasi yang ideal untuk wisata tidur," kata dia, seperti dilansir dari Express.co.uk, Ahad, 2 Februari 2025. 

Studi telah menunjukkan bahwa teknologi memengaruhi kehidupan manusia dan memiliki efek signifikan pada tidur. "Menghabiskan lebih banyak waktu di alam terkait dengan kesehatan mental yang lebih baik dan lebih sedikit malam tanpa tidur," Benedict menambahkan. 

Hotel Menawarkan Tidur Nyenyak 

Tren wisata itu berfikus pada tidur nyanyak. Daripada berjalan-jalan atau melakukan aktivitas fisik yang melelahkan, wisatawan akan memilih tidur atau bersantai di kamar atau menikmati fasilitas relaksasi hotel. 

Thérèse Cedercreutz dari Scandic Hotels Group mengatakan bahwa saat ini hotel-hotel di bawah grup ini fokus pada keseharan tidur. Alasannya, Swedia adalah salah satu negara paling digital yang masyarakatnya banyak mengalami kurang tidur.

“Ketertarikan kita pada tidur, dan terutama kurangnya tidur, dapat ditelusuri ke hal ini dan peningkatan kesadaran akan dampaknya terhadap kesehatan kita, yang telah kami upayakan untuk ditanggulangi dengan berbagai tindakan," kata dia. 

Untuk mengakomodasi wisatawan yang ingin tidur nyenyak, grup hotel ini memiliki ruang tanpa lampu, daftar putar yang dapat memicu tidur, dan area kesehatan tempat ponsel dilarang. "Jika pelanggan kami tidak tidur, bisnis kami serta kesehatan mereka akan terganggu," dia menambahkan. 

Program Tidur di Hotel 

Hotel di Swedia bukan satu-satunya tempat yang memenuhi kebutuhan pengunjung untuk tidur malam yang nyenyak. Cadogan Hotel di London, Inggris, juga memiliki layanan Sleep Concierge sendiri. Layanan ini dikembangkan bekerja sama dengan hipnoterapis dan pakar tidur Malminder Gill untuk menyediakan program meditasi tidur terpandu.

Mandarin Oriental di Jenewa, Swiss, memiliki paket dengan klinik tidur pribadi yang melibatkan studi pola tidur tamu dan pembuatan program tidur individual.

Di Thailand, ada resor Civa-Som Hua Hin yang memiliki ahli naturopati tetap untuk memandu tamu melalui segala hal mulai dari diet hingga hormon yang dapat memengaruhi ritme sirkadian.

Tertarik ke Swedia, Inggris, Swiss, atau Thailand untuk menikmati sleep tourism atau wisata tidur? 

EXPRESS.CO.UK | HINDUSTAN TIMES 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |