TEMPO.CO, Jakarta - Liburan memberikan pengalaman baru dengan mengunjungi tempat-tempat menarik dan bertemu orang-orang baru. Pengalaman ini bahkan meninggalkan kesan abadi lama setelah perjalanan berakhir. Tak heran jika banyak orang yang meluangkan waktu, tenaga dan biaya untuk bepergian.
Tapi bukan berarti liburan harus ke luar kota atau ke luar negeri. Prosefor psikologi Manchester Metropolitan University di Inggris, Andrew Stevenson, mengatakan pengalaman yang bermakna tidak harus merupakan pengalaman yang jauh dan benar-benar baru. "Ini adalah kegiatan yang menarik untuk benar-benar berperilaku seperti seorang pelancong di kota Anda sendiri,” ujarnya seperti dilansir dari USA Today.
Berpikir seperti turis
Ini artinya, untuk menemukan pengalaman ini bisa di mana saja bahkan hanya di dalam kota. Namun dengan pedekatan yang sama saat bepergian ke luar kota atau luar negeri. Mulai dari berpikir seperti turis di kota sendiri dengan mengunjungi tempat yang baru atau setidaknya berbeda.
Untuk menemukan acara atau pengalaman di dalam kota, bisa dengan memeriksa situs web biro pariwisata kota untuk mengetahui tempat wisata lokal dan acara mendatang. Mencari inspirasi tentang destinasi dan aktivias melalui Pinterest, Facebook Events' atau Google dengan kata kunci hal yang dapat dilakukan di dekat saya.
"Secara relatif, kebanyakan orang tidak begitu tahu tentang banyak hal yang berada dalam jarak 80 kilometer dari tempat tinggal mereka. Padahal Anda tetap bisa merasakan keajaiban, penemuan, dan keterlibatan, bahkan saat berhubungan dengan tempat-tempat yang relatif dekat," ujar Stevenson yang menulis buku The Psychology of Travel.
Bisa jadi menemukan bagian kota yang belum pernah dikunjungi sebelumnya atau jenis makanan yang belum pernah di coba atau festival budaya yang merayakan warisan yang berbeda. Pengalaman-pengalaman ini pun tidak membutuhkan biaya banyak.
"Anda dapat melakukan piknik sendiri dan merasakan beberapa hal, seperti pasar kaget atau konser gratis atau acara komunitas. Saya pikir ada ide bagus, hal-hal murah yang dapat dilakukan yang dapat membawa Anda menjauh dari rutinitas sehari-hari," kata Stephen Pratt, profesor dan ketua Departemen Pariwisata, Acara, Hiburan, dan Atraksi di University of Central Florida.
Mengunjungi tempat yang sudah lama tidak dikunjungi
Ada beberapa tempat yang sudah lama tidak dikunjungi bisa jadi destinasi untuk dikunjungi lagi. Pratt mengatakan mungkin ketika pertama mengunjunginya sat masih kecil dan tentu saja kini pengalamannya akan jauh berbeda saat mengunjunginya di usia dewasa.
Misalnya mengunjungi museum atau wisata edukasi seperti situs bersejarah saat anak-anak akan menjadi beban. Tapi di usia dewasa mungkin akan lebih menikmatinya. Bisa juga akan menemukan hal kecil yang terlupakan yang bisa dibagikan ke anak sendiri.
Stephen Pratt menyarankan untuk meluangkan waktu menjelajahi tempat wisata lokal sebulan sekali atau lebih. Tidak harus setiap minggu atau setiap akhir pekan, karena mungkin ada pekerjaan lain. "Tapi memang butuh komitmen, kalau tidak akan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan di akhir pekan. Tentu saja harus tetap merencanakan atau menyediakan waktu untuk itu," ujar pemilik kanal Youtube Travel Professors.
Selain meluangkan waktu, perlu juga sikap terbuka untuk menghadapi pengalaman baru ini. Tidak harus memberikan penilaian dengan skala khusus, menurut Stevenson, karena setiap tempat memiliki sesuatu yang menarik tentangnya.
Pilihan editor: Terjadi Bencana Alam saat Liburan, Apa yang Harus Dilakukan Pelancong?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini