Vegetasi Rumput dan Lumut Mulai Hijaukan Reklamasi Bekas Tambang Terbuka Grasberg

1 month ago 30

TEMPO.CO, Tembagapura - Rumput, lumut dan pakis menjadi vegetasi yang perlahan mulai kembali menghijaukan sejumlah area tebing dan lahan kering bekas tambang terbuka Grasberg milik PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua. Ketiga tanaman tersebut, menurut Manager Grasberg PT Freeport Indonesia, Sena Indra Wiraguna, merupakan vegetasi asli Grasberg sebelum kawasan tersebut dieksplorasi sebagai area tambang.

Freeport Indonesia melakukan penanaman kembali vegetasi awal sebagai bagian dari proses reklamasi di kawasan tersebut sejak tambang terbuka Grasberg tutup pada awal 2020. Tanaman rerumputan, lumut, dan pakis menurut Sena memang jenis vegetasi yang bisa tumbuh atas ketinggian 4.000 di atas permukaan laut (mdpl). “Kami coba menanam lagi vegetasi awal seperti rumput, lumut, dan pakis seperti yang sudah mulai terlihat saat ini,” tutur Sena di area Open Pit Grasberg, Mimika, Papua Tengah, Selasa, 10 Desember 2024.

Proses reklamasi ini menurut Sena, dilakukan bertahap dari proses penimbunan, pemberian batu kapur untuk menyesuaikan kadar asam, pelandaian lereng, baru dilakukan penanaman.

PT Freeport Indonesia melakukan revegetasi sebagai bagian dari langkah reklamasi area tambang Grasberg

Jenis rumput yang kembali ditanam menurutnya merupakan tanaman asli setempat, yaitu rumput endemik Deschampsia klossi. Di area tambang terbuka Grasberg yang berada pada ketinggi 4.285 mdpl, menurutnya memang tak tumbuh beragam pepohonan tinggi. “Kalau ditanam pohon lain yang sebelumnya belum pernah tumbuh di sini malah bisa merusak vegetasi aslinya,” tutur Sena. Hal itu ia sampaikan lantaran sebelumnya sempat ada sejumlah pihak yang mengomentari jenis tanaman yang ditanam di kawasan reklamasi tambang tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs resmi Freeport, ekosistem yang terbentuk di dataran tinggi seperti Grasberg menghasilkan tanaman yang sudah melewati evolusi bertahan hidup cukup keras–menghadapi suhu malam yang sangat rendah, radiasi matahari tinggi selama siang hari dengan periode fotosintesis pendek, kabut tebal, curah hujan tinggi, dan tanah miskin hara. Sehingga akhirnya, spesies rumput lokal dan beberapa spesies rhododendron dan lumut menjadi sesuai untuk reklamasi terasering batuan penutup.

Sena mengklaim, penanaman kembali vegetasi di bekas tambang Grasberg ini sudah mulai mengundang kembali beberapa fauna yang selama ini sempat hilang di kawasan tersebut selama tambang beroperasi. “Saat ini bahkan singing dog sebagai predator puncak, sudah kembali muncul di sini. Termasuk beberapa burung,” tutur Sena. Tempo sempat melihat sejumlah anjing kecil mirip serigala yang kerap disebut singing dog atau anjing liar dataran tinggi (Canis lupus hallstromi) berkeliaran di kawasan tambang terbuka Grasberg yang sudah tak aktif.

Singing dog atau anjing liar dataran tinggi (Canis lupus hallstromi) terlihat di kawasan tambang terbuka Grasberg yang sudah tak aktif. Selasa, 10 Desember 2024 (Aisha Shaidra).

Untuk proses reklamasi ini, menurut Sena, Freeport Indonesia menargetkan reklamasi di area bekas tambang berdasarkan rencana reklamasi 5 tahun berdasarkan regulasi Kementerian ESDM. Sampai saat ini, menurutnya, Freeport sudah menanami sekitar 570 hektare area bekas tambang terbuka Grasberg dengan vegetasi rumput, lumut, dan pakis. Jumlah tersebut menurut dia, sudah mencapai sekitar 60 persen dari total 920 hektare area reklamasi bekas tambang. Tahun ini, menurutnya, Freeport Indonesia menargetkan bisa mereklamasi sekitar 65 hektare area. Lalu, pada 2025 dan 2026, target reklamasi masing-masing mencapai 35 hektare. Rencana reklamasi ini menurut Sena bakal berakhir dua tahun lagi. Nanti pada 2026, pihaknya akan akan kembali menyusun rencana lima tahunan hingga 2041.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |