TEMPO.CO, Jakarta - Intensitas cuaca ekstrem belakangan membuat penanggulangan banjir menjadi salah satu topik penting yang harus dipahami oleh masyarakat. Selain dampak fisik seperti kerusakan hunian, banjir juga bisa menimbulkan kerugian nonmateriil.
Penanggulangan banjir tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah, namun juga membutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat. Berbagai tindakan preventif dapat dilakukan, mulai dari menjaga saluran air hingga menerapkan penghijauan. Berikut beberapa tips untuk mengatasi masalah banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Memastikan Selokan dan Sungai Berfungsi Baik
Selokan dan sungai memiliki peran penting dalam sistem drainase alami. Jika selokan dan sungai tersumbat oleh sampah atau sedimentasi, aliran air menjadi tidak lancar dan berpotensi menyebabkan banjir. Oleh karena itu, penting untuk rutin membersihkan selokan dan memastikan aliran sungai tetap terjaga.
Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menjaga kebersihan saluran air. Program gotong royong membersihkan selokan dan normalisasi sungai bisa menjadi solusi efektif dalam mengurangi risiko banjir.
2. Menghindari Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan
Salah satu penyebab utama banjir adalah kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang ke selokan atau sungai dapat menyumbat aliran air, sehingga meningkatkan risiko banjir di musim hujan.
Anda bisa mulai mengurangi kebiasaan ini dengan membuang sampah pada tempatnya serta mendukung program daur ulang. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga sangat diperlukan agar kebiasaan ini dapat diminimalisir.
3. Melakukan Reboisasi Tanaman Khusus yang Bisa Menyerap Air
Reboisasi atau penanaman kembali pohon dan tanaman khusus yang memiliki daya serap air tinggi dapat menjadi solusi alami untuk mengurangi banjir. Tanaman seperti bambu, mangrove, dan vetiver sangat efektif dalam menyerap air hujan dan mencegah erosi tanah.
Menanam pohon di daerah yang rawan banjir dapat membantu menyerap air secara lebih optimal. Selain itu, penghijauan juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak perubahan iklim.
4. Memperbanyak Lahan Terbuka untuk Menyerap Air
Lahan terbuka hijau sangat penting dalam menyerap air hujan secara alami. Namun, seiring banyaknya pembangunan, lahan hijau semakin berkurang sehingga air tidak bisa terserap dengan baik dan menyebabkan genangan air yang berujung pada banjir
Pemerintah dan masyarakat dapat berkolaborasi dalam memperbanyak lahan terbuka hijau. Misalnya, dengan membangun taman kota, area resapan air, atau mempertahankan lahan pertanian yang ada.
5. Membuat Sumur Resapan Air
Sumur resapan merupakan salah satu cara efektif untuk mengelola air hujan agar tidak langsung mengalir ke permukaan tanah dan menyebabkan banjir. Dengan adanya sumur resapan, air dapat meresap ke dalam tanah dan menambah cadangan air tanah. Sumur bisa digarap di sekitar rumah, kantor, maupun tempat umum.
6. Menghindari Pembangunan Rumah di Tepi Sungai
Pembangunan rumah di tepi sungai kerap mempersempit aliran sungai dan meningkatkan risiko banjir. Rumah di pinggiran sungai umumnya rentan terhadap longsor dan abrasi.
Sebagai alternatif, pemerintah dapat menyediakan lahan permukiman yang lebih aman serta melakukan relokasi bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir. Masyarakat juga perlu lebih bijak dalam memilih lokasi hunian yang aman dari risiko bencana.
7. Menghindari Penebangan Pohon
Pohon memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi risiko banjir. Akar pohon membantu menyerap air hujan dan menahan tanah agar tidak mudah tererosi. Oleh karena itu, penting untuk menghindari penebangan pohon secara sembarangan.
Jika pohon harus ditebang, perlu penanaman kembali agar dampak lingkungan bisa diminimalkan. Kebijakan konservasi hutan dan penghijauan juga harus terus didukung oleh semua pihak.