Anggaran Makan Bergizi Gratis Prabowo Dipangkas jadi Rp 10.000 per Porsi, Dapat Menu Apa Saja di Palembang?

1 month ago 35

TEMPO.CO, Palembang - Salah satu pemilik kedai makanan di dekat Pasar Tradisional Lemabang bercerita panjang lebar soal program Makan Bergizi Gratis yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia mengaku kesulitan menyusun menu makanan dengan anggaran yang dipatok Rp 10.000 per porsi.

Melalui pantauan Tempo di kedai makanannya, satu porsi makanan dengan bujet Rp 10.000 rata-rata hanya mendapatkan dua jenis lauk. Di kedai milik Yogi itu, misalnya, menu Rp 10 ribu hanya bisa mendapatkan nasi, telur semur dan sayur oncom, atau bisa juga mendapatkan nasi, ikan tongkol suir dan sayur oncom.

"Karena kita juga prasmanan, mungkin bisa memilih menu berbagai sayur, atau tempe orek yang rata-rata harganya Rp 3.000-Rp 4.000," kata Yogi saat ditemui Tempo di kedainya, .

Namun, jika pembeli menginginkan makanan yang komplit seperti komposisi karbohidrat, protein hewani, nabati, dan lainnya dengan budget Rp 10 ribu, maka kata Yogi, belum bisa dapat di kedainya. "Iya, kita jujur kalau mau menu komplet, di kedai kita belum bisa ya kalau bujetnya hanya Rp10 ribu, tapi kalau menu yang kita tawarkan tadi, bisa," kata Yogi, Senin, 9 Desember 2024.

Sementara untuk menu ayam dan ikan di kedainya dihargai Rp 13 ribu perporsi. Jika harga pangan naik, maka harga di kedainya juga ikut naik. "Iya, harganya segitu kalau untuk menu ayam dan ikan."

Adapun Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) Sumatra Selatan (Sumsel) telah menyusun komposisi dan menu makanan bergizi gratis yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dengan anggaran Rp 10 ribu per porsi.

Ketua Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) Sumatra Selatan (Sumsel) Yenita mengatakan, penyusunan tersebut merupakan intruksi dari AsDI pusat sebagai salah satu tim ahli gizi yang berperan menyusun menu makanan bergizi gratis khusus untuk wilayah Sumatera Selatan.

"Iya, kita diintruksikkan untuk menyusun menu makanan bergizi gratis. Kemarin kita sudah selesai menyusun dengan anggaran Rp 15 ribu, tapi ternyata anggarannya dikurangi jadi Rp 10 ribu," kata Yenita saat dihubungi Tempo melalui sambungan telpon pada

Meski anggarannya ditekan di harga Rp 10 ribu per porsi, Yenita mengatakan, AsDI Sumsel yang terdiri dari berbagai ahli gizi, tetap menyusun dan merancang program tersebut dengan metode gizi seimbang yang akan didistribusikan untuk anak sekolah, ibu hamil dan menyusui.

"Jadi, gizi seimbang itu disetiap porsi makanan, harus ada kandungan karbohidrat, protein hewani, nabati, vitamin dan mineral. Termasuk sayuran dan buah," kata dia.

Namun, dengan penetapan anggaran yang baru, hal itu menjadi tantangan tersendiri baginya dengan tim ahli gizi lainnya. Jika sebelumnya dengan anggaran Rp 15 ribu timnya bisa leluasa untuk merancang berbagai menu, maka saat ini ia harus lebih selektif untuk membuat beragam menu tiap harinya.

"Kalau pertama pas ditetapkan Rp 15 ribu itu kita lebih leluasa ya untuk merancang berbagai menu di setiap harinya. Tapi, saat anggarannya berganti menjadi Rp 10 ribu, kita agak sedikit sulit menentukan berbagai menunya, ditambah lagi, kita juga harus menyesuaikan dengan harga pangan lokal," kata dia.

Ia menyebut, sebetulnya tidak ada perbedaan dengan pemenuhan gizi seimbang yang ada di dalam setiap porsi makanan, karena pemenuhannya dihitung dari komposisi karbohidrat, protein hewani, nabati, vitamin dan mineral. Namun, menunya yang berbeda. Jika harga Rp 15 ribu bisa mendapatkan daging sapi, maka harga Rp 10 ribu hanya bisa mendapatkan ayam.

"Tapi tergantung pelaksananya ya, kalau dengan anggaran seperti itu bisa mendapatkan menu terbaik, seperti yang disebutkan tadi, ya kenapa tidak. Tetapi, kita tetap berusaha menyusun menu yang terbaik," kata dia.

Aternatif menu seimbang dengan anggaran Rp 10 ribu adalah dengan menerapkan metode secukupnya, dalam arti tetap ada protein hewani seperti ayam dengan potongannya tidak terlalu besar karena menyesuaikam harga bahan pangan di pasaran. "Iya, kita usahakan menuanya beragam," katanya.

Yeni mengatakan, sebetulnya makan bergizi gratis hanya bisa memenuhi 30 persen dalam pemenuhan gizi seimbang setiap harinya. Sisanya adalah makan pagi atau sarap dan makan makan sore. "Iya, jadi pemenuhan itu hanya 30 persen. Makan bergizi ini juga diharapkan agar anak-anak di sekolah tak jajan sembarangan dan gizinya bisa dikontrol," kata dia.

Saat ditanya mengenai makanan dengan tidak adanya susu, buah atau salah satu komponen lainnya, Yeni mengatakan hal itu tidak menjadi masalah, asal ada pemenuhan protein hewani lainnya atau serat lainnya. "Iya, tidak menjadi masalah kalau ada pemenuhan lainnya," kata dia.

Pilihan Editor: Demi Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Paksa Pengusaha Impor Sapi

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |