(Beritadaerah – Semarang) Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menerima kunjungan dari peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) P4N LXVIII Lemhanas RI, Selasa (22/4/2025). Ia berharap kunjungan ini bisa memberi wawasan baru bagi jajaran pemerintah daerah, khususnya untuk membuat rencana pembangunan wilayah yang lebih baik.
“Studi ini penting, karena Lemhanas bukan hanya tempat mendidik calon pemimpin bangsa, tapi juga punya alat analisis kuat untuk melihat kondisi ketahanan suatu wilayah,” kata Luthfi di Kompleks Kantor Gubernur Jateng.
Lemhanas Bantu Ukur Ketahanan Daerah
Lemhanas memiliki alat ukur bernama Indeks Ketahanan Wilayah, yang bisa menilai seberapa kuat suatu daerah dalam menghadapi berbagai tantangan—baik ekonomi, sosial, budaya, hingga pertahanan dan keamanan. Hasil analisis ini bisa menjadi dasar yang kuat dalam membuat kebijakan pembangunan.
“Nanti kita kerja sama dengan Lemhanas, supaya pembangunan di Jawa Tengah bisa lebih terarah berdasarkan hasil analisis ketahanan wilayah itu,” lanjutnya.
Kepala OPD Juga Ikut Belajar
Luthfi juga menginstruksikan seluruh kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Jawa Tengah untuk mengikuti pelatihan seperti retreat, yang akan dipandu oleh Lemhanas. Tujuannya adalah menjabarkan visi Presiden Prabowo yang disebut Asta Cita, yakni delapan misi besar untuk membangun Indonesia.
“Dengan ikut program ini, saya harap OPD kita bisa punya semangat dan strategi baru untuk membangun daerah,” jelasnya.
Jateng Jadi Lokasi Studi karena Dinilai Strategis
Gubernur Lemhanas RI, Ace Hasan Syadzily, menjelaskan kenapa Jawa Tengah dipilih sebagai lokasi studi. Menurutnya, Jateng punya posisi strategis dengan banyak Kawasan Ekonomi Khusus dan Proyek Strategis Nasional.
“Jawa Tengah ini penting karena kompleksitas wilayahnya. Di sini kita bisa belajar banyak hal, dari soal ekonomi, sosial, hingga pertahanan,” kata Ace.
Studi ini juga diikuti oleh calon pemimpin dari berbagai latar belakang, seperti TNI, Polri, ASN, dan perwakilan siswa militer dari luar negeri.
Ace menegaskan, ketahanan nasional harus dimulai dari ketahanan daerah. Selain itu, peserta juga diajak memahami kondisi geopolitik dunia agar bisa membuat keputusan yang tepat di tengah dinamika global.