(Beritadaerah-Jakarta) Dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus berkomitmen, salah satunya dengan program penanaman padi varietas biosalin 2. Program ini telah berhasil mencatat panen perdana sebanyak 18,68 ton pada Kamis (17/4). Padi varietas biosalin 2 merupakan hasil inovasi pertanian yang dirancang untuk tahan terhadap intrusi air laut—masalah umum di lahan pertanian pesisir.
Program ini dijalankan oleh anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap dan petani lokal. Penanaman dimulai sejak Januari 2025 di atas lahan seluas 0,5 hektare milik Kelompok Tani Karya Utama II di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah. Program ini tak hanya unik dari sisi varietas padi, tetapi juga dari metode tanam yang digunakan.
Tiga pendekatan berbeda diterapkan: metode tradisional petani lokal, metode dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta metode yang dikembangkan oleh Guru Besar Ilmu Botani Universitas Gadjah Mada, Profesor Gembong Soetoto Tjitrosoepomo. Setiap metode diuji di lahan seluas 1.500 m² dengan distribusi bibit sebanyak 25 kg.
Terkait dengan hal tersebut, Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor ini bertujuan membangun pertanian berkelanjutan di wilayah-wilayah dengan tantangan lingkungan ekstrem.
“Keberhasilan ini menjadi kontribusi nyata SIG Group dalam mendorong ketahanan pangan di Indonesia dan bentuk dukungan terhadap Asta Cita Presiden Prabowo dalam mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan. Perusahaan siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mereplikasi keberhasilan ini di daerah-daerah lainnya,” kata Vita Mahreyni.
Tak hanya menyediakan bibit unggul, SIG dan SBI juga memberikan pendampingan teknis kepada para petani dengan menggandeng para ahli dari kalangan akademisi dan lembaga riset. Pendekatan ini menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan panen. Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah Kabupaten Cilacap, Sujito, yang mewakili Bupati Cilacap, mengungkapkan apresiasinya atas sinergi yang terbentuk.
“Varietas ini akan direplikasikan di Kabupaten Cilacap, terutama untuk sawah seluas 2.569 hektar yang terdampak air asin dan tersebar di 12 kecamatan, dari total 24 kecamatan di Kabupaten Cilacap, dengan karakter tipe tanah dan kondisi yang sama. Harapannya, produksi padi meningkat dan kesejahteraan petani pun ikut terangkat,” kata Sujito.
Program ini disambut antusias oleh para petani, termasuk Darman (60), pemilik lahan yang digunakan dalam uji coba. Ia mengaku optimistis dengan masa depan pertanian di desanya.