TEMPO.CO, Yogyakarta - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meluncurkan program akselerator di fakultas setempat, Jumat 18 Oktober 2024.
Dalam program yang menggandeng perusahaan rintisan big data Volantis Technology itu, UGM menargetkan dapat menjembatani riset akademis dan dunia industri, sebagai upaya mendorong hilirisasi produk-produk inovasi yang selama ini terkendala diterapkan di pasar.
“Program akselerator ini menjadi langkah awal memfasilitasi pengembangan produk inovasi, tanpa harus selalu bergantung pada industri yang sudah ada,” kata Dekan FMIPA UGM Kuwat Triyana, Jumat.
Penemu GeNose Pendeteksi Covid-19 itu menuturkan, program ini merupakan yang pertama dilakukan fakultasnya, sekaligus peluncuran spin -off company yang didirikan bersama perusahaan rintisan itu.
Kuwat menuturkan, proogram ini diluncurkan karena selama ini banyak produk inovasi di kampus, yang telah didanai hingga miliaran rupiah, banyak yang tidak terhubung kebutuhan pasar. “Kami ingin lewat program ini sekaligus membuka jalur yang jelas untuk memperkenalkan produk-produk inovasi ke depan ke masyarakat dan industri,” kata dia.
Kerjasama dengan Volantis Technology, dinilai Kuwat menjadi awal menciptakan jalur baru bagi pengembangan inovasi, termasuk lahirnya spin-off company yang beragam. “Jadi tidak hanya berbasis software, tetapi juga mencakup sistem dan model yang lebih luas,” kata dia.
"Melalui akselerator ini, kami ingin memastikan bahwa produk-produk inovasi FMIPA dapat terhubung langsung dengan pasar dan menjadi solusi yang relevan," imbuh Kuwat.
Sang Kompiang Wirawan, Direktur Science Techno Park UGM, yang turut hadir, menekankan pentingnya inisiatif ini dalam memperkuat kolaborasi antara akademisi dan industri. "Kami sudah memiliki sekitar 30 spin-off company dan 35 inovasi teknologi yang siap dikembangkan,” kata dia.
Program akselerator ini diproyeksi memperkuat posisi UGM dalam membangun ekosistem startup berbasis teknologi di Indonesia.
Iklan
Wirawan juga menjelaskan bahwa program akselerator ini merupakan bagian dari upaya UGM untuk membangun ekosistem inovasi berbasis teknologi yang semakin kuat dan mandiri. Menurut dia, inovasi yang dimulai dari universitas harus memiliki arah yang jelas menuju penerapan di industri.
"Dari aspek institusi, kita bisa melihat bahwa banyak universitas besar di dunia, seperti University of Manchester, telah memiliki lebih dari 100 spin-off company,” kata dia.
Di UGM, kata dia, meskipun sudah mencapai 30 spin-off company, masih banyak yang bisa ditingkatkan. “Kami harus bergerak cepat untuk memperkuat ekosistem ini," ujarnya. Ia juga menekankan bahwa program akselerator di FMIPA ini akan memberikan contoh yang kuat bagi fakultas lain di UGM.
Dengan adanya akselerator di setiap fakultas, UGM bisa lebih kuat dalam mendukung hilirisasi teknologi dan inovasi yang dikerjakan dosen dan mahasiswa.Program akselerator ini difokuskan pada empat departemen utama di FMIPA UGM, yaitu Matematika, Statistika, Aktuaria, dan Ilmu Komputer.
Setiap departemen memiliki direktorat akselerator yang bertugas mendukung pengembangan riset di bidang masing-masing dan menciptakan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri.
Adapun Bachtiar Rifai, pendiri Volantis Technology nenyebut program akselerator bersama UGM ini menjadi platform untuk membawa hasil riset akademis ke dunia industri.
"Di setiap departemen fakultas, ada direktur akselerator yang mengelola riset dan menjalin kerja sama langsung dengan pelaku industri, untuk membawa hasil riset akademis ke dunia bisnis," kata Bachtiar.
Pilihan Editor: Asosiasi Ojek Online Minta Prabowo Angkat Stafsus Bidang Transportasi Daring untuk Serap Aspirasi