TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, mengatakan bahwa dia tidak akan mengizinkan Iran memiliki senjata nuklir jika dia terpilih, dikutip dari Antara, Sabtu, 12 Oktober 2024. "Jangan salah, sebagai presiden, saya tidak akan pernah ragu untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk membela kekuatan dan kepentingan Amerika dari Iran dan teroris yang didukung Iran. Dan, saya tidak akan pernah membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir," katanya.
Serba-serbi tentang Kamala Harris
1. Tuduhan Plagiarisme
Kamala Harris, dituduh melakukan plagiarisme untuk buku yang diluncurkan pada 2009. Kala itu dia menjabat sebagai jaksa penuntut untuk wilayah San Francisco. Penulis asal Austria, Stefan Weber, yang menamai diri dengan julukan pemburu plagiarisme memandang, Harris, mengangkat 24 fragmen dari penulis lain dalam bukunya Smart on Crime, yang ditulis bersama Joan O'C Hamilton. Tiga fragmen lainnya, self-plagiarism dari karya dengan seorang co-author.
"Apa yang dijelaskan dari penemuan ini soal, Kamala Harris? Apakah dia bagian dari kebohongan? Apakah ghostwriter, Harris, yang melakukan plagiarisme? Apakah (kesalahan) itu dilakukan tim di belakangnya (Harris)? Saya tidak tahu. Saya membiarkan orang menyimpulkan dengan benar," kata Weber.
Dugaan plagiarisme terhadap Harris juga dilaporkan oleh aktivis konservatif Chris Rufo. Dalam ungggahannya pada Senin, 14 Oktober 2024, ia menyoroti sejumlah kutipan dalam buku Harris yang sepertinya diambil dari beberapa sumber.
2. Peluang Diwawancarai dalam Podcast Joe Rogan
Kamala Harris, berkemungkinan akan diwawancarai dalam podcast populer, Joe Rogan. Dikutip dari Reuters, Selasa, 15 Oktober 2024, pejabat kampanye Harris, dalam tahap akhir kampanye bertemu dengan tim podcast Joe Rogan pekan ini tetapi kemunculannya belum dikonfirmasi. Rogan, yang mengelola podcast paling populer di Amerika Serikat, memiliki pengikut yang jumlahnya mencapai puluhan juta. Namun, sampai sekarang, belum ada kabar lanjutan mengenai jadi atau tidaknya, Kamala Harris, bertemu dalam podcast, Joe Rogan.
3. Mengecam Donald Trump
Pada Senin, 14 Oktober 2024, Kamala Harris, mengecam Donald Trump atas komentar-komentarnya yang tidak menyenangkan mengenai "musuh dari dalam" Amerika Serikat. Dalam rapat umum kampanyenya sendiri di negara bagian Pennsylvania yang merupakan negara bagian yang memiliki pengaruh politik yang kuat, Kamala Harris, menunjukkan video, Trump, yang mengatakan kepada para pendukungnya, bahwa "orang-orang itu lebih berbahaya - musuh dari dalam - daripada Rusia".
Iklan
4. Mendesak Trump Merilis Riwayat Kesehatan
Harris, juga mendesak, Trump, untuk merilis catatan riwayat kesehatannya, seperti yang telah dilakukannya, dan mengecamnya karena menyimpang jauh dan berfokus karakter fiksi seperti Hannibal Lecter. "Masa jabatan kedua Trump akan menjadi risiko besar bagi Amerika, dan berbahaya. Donald Trump makin tidak stabil dan tidak terkendali," kata Harris kepada kerumunan di Erie setelah memutar klip tersebut.
5. Hasil Survei
Trump unggul atas Kamala Harris dalam hal siapa yang lebih baik menavigasi negara tersebut untuk menghadapi perang Ukraina dan Timur Tengah, demikian hasil jajak pendapat Wall Street Journal di tujuh negara bagian yang menjadi medan perang.
Mengenai dukungan secara keseluruhan, jajak pendapat yang diterbitkan pada Jumat, 11 Oktober 2024, ini menunjukkan Harris dan Trump imbang di tujuh negara bagian yang dapat menentukan pemilihan presiden pada November.
Hasil jajak pendapat memperlihatkan Harris unggul tipis 2 poin persentase di Arizona, Georgia dan Michigan, dan Trump unggul 6 poin di Nevada dan 1 poin di Pennsylvania, dan keduanya imbang di North Carolina dan Wisconsin. Jajak pendapat Reuters-Ipsos menunjukkan, Trump dan Harris berada dalam persaingan yang ketat secara nasional. Harris unggul tipis 46 persen berbanding 43 persen.
IDA ROSDALINA | REUTERS | ANTARA
Pilihan Editor: Buku Kamala Harris Dituduh Mengandung Plagiarisme