TEMPO.CO, Jakarta - Berpakaian itu bukan sekadar baju atau fesyen. Pakaian yang kita kenakan bercerita tentang siapa kita sebagai manusia, dari mana asal kita, dan bagaimana kita beradaptasi dari masa ke masa. Tapi, kapan sebenarnya nenek moyang manusia pertama memutuskan kalau kita perlu mengenakan pakaian?
Sebuah studi oleh para peneliti dari Florida Museum of Natural History, Amerika Serikat, mengungkap bahwa manusia pertama kali mulai mengenakan pakaian sekitar 170 ribu tahun yang lalu. Penelitian ini, yang hasilnya diterbitkan dalam jurnal Molecular Biology and Evolution, menggunakan sumber yang tidak biasa, yakni hewan kutu, sebagai petunjuk untuk mengetahui waktu tersebut.
David Reed, kurator asosiasi mamalia di museum tersebut, menjelaskan bahwa kutu tubuh atau kutu pakaian adalah petunjuk penting dalam penelitian ini. Melalui analisis DNA kutu manusia modern, para peneliti itu mengungkap perkiraan waktu kemunculan pakaian pada nenek moyang manusia.
“Karena mereka sangat cocok dengan pakaian, dan kami tahu bahwa kutu tubuh atau kutu pakaian hampir pasti tidak ada sampai pakaian muncul pada manusia,” ujar Reed, dikutip dari Earth.com, Selasa, 10 Desember 2024.
Penelitian ini juga mengungkap bahwa penggunaan pakaian bukan hanya sebagai respons terhadap iklim yang lebih dingin, tapi juga berkaitan dengan perkembangan sosial atau kebutuhan praktis manusia pada waktu itu. “Menarik untuk berpikir bahwa manusia dapat bertahan di Afrika selama ratusan ribu tahun tanpa pakaian dan tanpa rambut pada tubuh mereka,” tuturnya.
Hasil studi juga menunjukkan bahwa sekitar 70 ribu tahun sebelum manusia bergerak ke luar dari Afrika, ke wilayah yang lebih dingin, pakaian sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Reed juga menyoroti bahwa teknologi lain seperti penggunaan api terkendali, strategi berburu baru, dan alat batu baru berperan penting dalam kelangsungan hidup nenek moyang manusia pada masa itu.
Penelitian ini, Reed menambahkan, mengisi kekosongan bukti fisik yang sulit ditemukan mengenai pakaian kuno, karena pakaian awal tidak bertahan terkubur di bumi ribuan tahun. Kutu lalu dipilih karena tak seperti kebanyakan parasit lainnya, hewan jenis ini tinggal diam rapat dengan inangnya dalam waktu yang panjang.
Relasi inang-parasit inilah yang memungkinkan para peneliti melacak perubahan dalam sejarah peradaban manusia berdasarkan perubahan dalam populasi kutu. “Kami menggunakan kutu ini sebagai penanda, jika Anda memang menginginkannya, sebagai penanda sejarah evolusi inangnya,” katanya.
Dengan temuan ini, Reed dkk berharap dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana pakaian menjadi elemen penting dalam keberlangsungan hidup manusia, yang memungkinkan mereka bertahan di berbagai lingkungan dan beradaptasi dengan iklim yang lebih ekstrem.
Berbeda dari Perkiraan Sebelumnya
Pada 2003 lalu, ahli genetika dari Max Planck Institute, Mark Stoneking, memperkirakan penggunaan pakaian dimulai sekitar 107 ribu tahun lalu. Studi dari Reed dkk mencakup data baru dan pembaruan metode kalkulasi hingga menawarkan perpektif berbeda.
"Hasil studi baru pakai kutu ini memberikan perkiraan waktu yang jauh lebih awal untuk kebiasaan berpakaian, jauh lebih tua daripada yang disediakan bukti solid arkeologis yang paling awal, tapi ini masuk akal," kata Ian Gilligan, pengajar di The Australian National University.
Menurutnya, momen mulai berpakaian itu muncul relevan dengan periode Zaman Es. Periode zaman itu yang terakhir tercatat sekitar 120 ribu tahun lalu, tapi Gilligan menduga kalau manusia mulai membungkus dirinya pada masa menjelang Zaman Es, sekitar 180 ribu tahun lalu.
Gilligan berpendapat, dengan kemunculan manusia modern sekitar 200 ribu tahun lalu, periode 180 ribu tahun lalu krusial untuk perkembangan teknik-teknik yang akan memastikan keberlangsungan hidup manusia.