TEMPO.CO, Jakarta - Menangis merupakan hal yang pasti pernah Anda lakukan. Mulai dari saat lahir hingga dewasa, air mata sering menemani berbagai peristiwa penting dalam hidup Anda. Tetapi pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa manusia menangis?
Sebagai manusia, Anda tidak hanya menangis untuk alasan fisik, seperti ketika mata terkena debu atau bawang. Anda juga menangis karena perasaan yang mendalam, seperti kesedihan, kebahagiaan, frustrasi, bahkan saat merasa terharu. Ini adalah sesuatu yang unik, karena hewan lain meskipun mengeluarkan air mata, tidak melakukannya untuk mengekspresikan emosi.
Jika melihat ke masa lalu, tangisan adalah alat bertahan hidup. Bayi menangis untuk menarik perhatian orang tua mereka saat lapar, sakit, atau merasa takut. Ini adalah cara mereka meminta perlindungan. Tangisan tersebut biasanya bersifat vokal, yaitu dengan suara keras.
Namun, seiring perkembangan manusia, air mata juga menjadi alat komunikasi yang lebih halus. Tidak seperti suara tangisan bayi yang menarik perhatian banyak orang, air mata dapat memberi tahu orang terdekat bahwa sedang butuh dukungan tanpa harus berteriak. Hal ini dianggap sebagai salah satu alasan evolusi mengapa mulai menghasilkan air mata emosional.
Jenis-Jenis Air Mata
Dilansir dari CNA, manusia memiliki tiga jenis air mata, yaitu:
- Air mata basal, yang selalu ada untuk melumasi dan melindungi mata.
- Air mata refleks, yang keluar saat mata terganggu, misalnya oleh debu atau bawang.
- Air mata emosional, yang keluar saat merasa sedih, bahagia, atau tersentuh.
Dua jenis pertama lebih berfungsi melindungi mata, sementara air mata emosional berhubungan dengan perasaan. Para ilmuwan menemukan bahwa air mata emosional mengandung lebih banyak hormon stres, sehingga menangis bisa membantu tubuh merasa lebih lega setelah emosi yang berat.
Masih dari sumber yang sama, saat menangis, tubuh melepaskan zat kimia seperti endorfin dan oksitosin. Kedua zat ini membantu mengurangi rasa sakit fisik dan emosional. Jadi, meskipun menangis sering dianggap sebagai tanda kelemahan, sebenarnya menangis adalah cara tubuh untuk menyembuhkan diri.
Selain itu, menangis juga membantu untuk memproses emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Misalnya, saat merasa kehilangan, kecewa, atau bahkan sangat bahagia, menangis bisa menjadi cara untuk melepaskan perasaan-perasaan tersebut.
Dilansir dari Healthline, tangisan memiliki peran penting dalam membangun hubungan antar manusia. Ketika seseorang menangis, orang-orang di sekitarnya sering kali merasa simpati dan menawarkan dukungan. Ini membantu mempererat hubungan sosial.
Misalnya, saat Anda melihat teman menangis, kemungkinan besar Anda akan mendekat dan bertanya, "Apa yang salah?" atau "Apa yang bisa aku bantu?" Tanggapan ini menunjukkan bahwa air mata adalah cara alami manusia untuk menunjukkan kerentanan dan meminta bantuan tanpa harus mengatakannya secara langsung.
Menariknya, ada perbedaan dalam frekuensi menangis antara pria dan wanita. Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih sering menangis dibanding pria. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti hormon (prolaktin pada wanita lebih tinggi) dan norma budaya yang mengajarkan pria untuk menahan emosi mereka.
Namun, bukan hanya jenis kelamin yang memengaruhi frekuensi menangis. Orang yang memiliki empati tinggi, cenderung emosional, atau lebih sensitif biasanya lebih mudah menangis. Kurang tidur atau konsumsi alkohol juga bisa membuat seseorang lebih mudah tersentuh dan menangis.
Menangis adalah hal yang normal dan bahkan menyehatkan. Dengan menangis, Anda memberikan kesempatan pada tubuh untuk menghilangkan stres dan menenangkan diri. Namun, jika Anda merasa menangis terlalu sering tanpa alasan yang jelas atau merasa sulit berhenti menangis, mungkin ada kondisi lain seperti depresi yang perlu diperhatikan.
HEALTHLINE | CNA LIFESTYLE
Pilihan editor: Alasan Diadakan Lomba Emak-emak Menangis di Tegal