Paus Fransiskus Kutuk 'Arogansi Penjajah' di Palestina dan Ukraina

2 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus, Senin, 25 November 2024, mengutuk apa yang ia sebut sebagai "kesombongan penjajah" di Ukraina dan Palestina dalam sebuah sikap yang jarang terjadi dalam menentang kebijakan Israel dan seminggu setelah ia pertama kali berbicara tentang tuduhan genosida yang dilontarkan terhadap Israel.

Berbicara di Vatikan pada peringatan 40 tahun perjanjian perdamaian antara Cile dan Argentina, Paus Katolik Roma berbicara mengenai "konflik bersenjata saat ini" dan "penderitaan yang sangat menyakitkan" yang ditimbulkannya.

"Saya hanya mengingat dua kegagalan kemanusiaan hari ini; di Ukraina dan Palestina, di mana penderitaan sangat besar dan arogansi penjajah merusak dialog," katanya kepada para diplomat dan perwakilan agama dalam sebuah pernyataan yang diimprovisasi. Dia kembali mengkritik perdagangan senjata, merujuk pada "kemunafikan berbicara tentang perdamaian sambil mengobarkan perang." Dialog, tambah Paus, harus menjadi inti dari komunitas internasional.

Paus secara teratur memanjatkan doa untuk warga sipil di Gaza dan Ukraina "yang sangat menderita" serta untuk pembebasan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas sejak serbuan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023. Dia menerima 16 mantan sandera Israel pada 14 November di Vatikan.

Pekan lalu, Paus Fransiskus menyarankan agar komunitas global mempelajari apakah kampanye militer Israel di Gaza merupakan genosida terhadap rakyat Palestina, dalam salah satu kritiknya yang paling eksplisit terhadap perilaku Israel dalam perang yang telah berlangsung selama setahun.

Dalam sebuah buku baru, Hope Never Disappoints. Pilgrims Towards a Better World, pemimpin 1,4 miliar umat Katolik Roma di dunia itu mengatakan, "Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki ciri-ciri genosida." Kutipan tersebut diterbitkan pada hari Minggu di La Stampa Italia. Buku tersebut dijadwalkan akan diterbitkan pada Selasa mendatang.

"Serangan Israel di Gaza dan Lebanon tidak bermoral dan tidak proporsional," kata Paus pada bulan September, dan menambahkan bahwa tentara Israel telah melampaui aturan perang.

Ini adalah pertama kalinya kepala Gereja Katolik Roma secara terbuka mengutuk kebijakan Israel di Wilayah Palestina yang diduduki dengan cara seperti itu.

"Kita harus menyelidiki dengan saksama untuk menilai apakah ini sesuai dengan definisi teknis (genosida) yang dirumuskan oleh para ahli hukum dan organisasi internasional," kata Paus dalam kutipan yang diterbitkan oleh harian Italia La Stampa.

Fransiskus biasanya berhati-hati untuk tidak memihak dalam konflik internasional, dan menekankan de-eskalasi. Namun, ia telah meningkatkan kritiknya terhadap perilaku Israel dalam perangnya melawan Hamas baru-baru ini.

Pada September, ia mengecam kematian anak-anak Palestina dalam serangan Israel di Gaza. Ia juga mengkritik tajam serangan udara Israel di Lebanon sebagai "melampaui moralitas".

Israel meluncurkan kampanyenya di Gaza setelah serangan yang dipimpin Hamas terhadap komunitas Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Sekitar 1.200 orang tewas dan 250 lainnya disandera hari itu, menurut penghitungan Israel.

Serangan darat dan udara Israel sejak itu telah menewaskan lebih dari 43.800 orang di daerah kantong itu, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Fransiskus sebelumnya tidak pernah menggambarkan situasi di Gaza sebagai genosida di depan umum. Namun tahun lalu ia menjadi pusat pertikaian yang pelik setelah bertemu dengan sekelompok warga Palestina di Vatikan, yang bersikeras bahwa ia telah menggunakan kata itu kepada mereka secara pribadi, sementara Vatikan mengatakan bahwa ia tidak melakukannya.

MIDDLE EAST MONITOR | REUTERS

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |