Peneliti BRIN Bandingkan Kebijakan Luar Negeri Prabowo Subianto dan Jokowi

6 days ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Dewi Fortuna Anwar peneliti bidang politik dari BRIN pada Minggu, 10 November 2024, mengungkap ada sejumlah konsensus dikalangan pengamat politik kalau Prabowo Subianto Presiden RI akan menjadi presiden yang memainkan peran aktif dalam pembentukan dan penerapan kebijakan luar negeri Indonesia selama masa kepemimpinannya. Di bawah kepemimpinan Prabowo, warga Indonesia juga bakal melihat pengulangan yang lebih kuat kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan non-blok dalam merespon dinamika kawasan dan internasional.

Tak seperti mantan Presiden RI Joko Widodo, yang seorang penguasaha furniture dari Jawa Tengah, yang punya eksposure sedikit sebelum masuk ke panggung politik Indonesia, Prabowo memiliki latar belakang yang jauh lebih kosmopolitan. Masa kecil Prabowo sebagian besar dihabiskan di luar negeri, seperti di Inggris, Malaysia, Singapura, dan Swiss karena ayahnya yang bernama Sumitro Djojohadikusumo adalah seorang ekonom yang ditunjuk mengisi sejumlah pos jabatan pada 1950-an. Namun Sumitro silang pendapat dengan mantan Presiden Soekarno sehingga Sumitro terpaksa memilih eksil di luar negeri sampai berakhirnya masa jabatan Soekarno. 
 
Pendidikan militer Prabiwi dan pelatihan militer (yang sebagian diperoleh di Amerika Serikat) serta karirnya di militer, telah memberi Prabowo pemahaman yang mendalam soal isu-isu geopolitik dan geostrategi. Berdasarkan koneksi keluarga, Prabowo juga sangat peka terhadap masalah ekonomi dan bisnis. 

Kakek Prabowo adalah pendiri Bank Sentral Indonesia (BI), sedangkan ayah Prabowo adalah kepala arsitek ekonomi Indonesia di bawah rezim orde baru Presiden Soeharto. Adapun abang Prabowo dikenal sebagai pengusaha berpengaruh di Indonesia. Setahun setelah karir militernya berakhir pada 1998, Prabowo tingggal di Yordania, namun dia segera pulang ke Indonesia agar bisa terlibat secara aktif di bisnis dan perpolitikan.         

Dibanding dengan prioritas kebijakan luar negeri Jokowi yang lebih transaksional dan menyempit karena fokus pada ekonomi, kebijakan luar negeri Prabowo diperkirakan akan lebih luas dan lebih mendalam di sektor SDM. Saat menjadi menteri pertahanan RI, Prabowo sering kunjungan kerja ke luar negeri seolah menggambarkan dia memang menyukai diplomasi tingkat tinggi. Pada April dan September 2024, Prabowo kunjungan kerja ke 16 negara yakni Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, Prancis, Jepang, Yordania, Laos, Malaysia, Rusia, Serbia, Singapura, Turki, Ailand, Uni Emirat Arab dan Vietnam untuk menemui para pucuk pimpinan dan kepala pemerintahan.        

Pandang-pandangan Prabowo soal isu kebijakan selama bertahun-tahun sudah dicatat, yang memperlihatkan evolusi pandangan nasionalisme yang keras ke pendekatan yang lebih lembut dan pragmatis dengan lingkungan eksternal Indonesia. Selama kampanye presiden melawan Jokowi pada 2014 dan 2019, Prabowo melihat Indonesia tidak dihormati di tingkat luar negeri karena kelemahannya dan keterbatasan kekuatan Indonesia contohnya dalam hal kapasitas ekonomi dan militer. Sedangkan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah sebagian besar dieksploitasi dan menguntungkan pihak luar negeri. Prabowo menyoroti bahwa negara lemah dimaksa negara-negara kuat. 

Pada 2008, Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan visi membuat Indonesia menjadi negara yang mandiri dan berkuasa. Prabowo juga mengkritik Jokowi karena mengizinkan investasi masuk besar-besaran dari Cina sehingga bisa membuat Indonesia sangat bergantung pada Cina dan bisa membawa masuk tenaga kerja Cina ke Indonesia.   

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |