TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyambut Presiden Cina Xi Jinping, Selasa, pada pembukaan KTT BRICS. Ia mengatakan kerja sama yang meningkat antara Moskow dan Beijing adalah faktor penstabil untuk dunia, Reuters melaporkan.
“Saya senang berada di Kazan,” kata Xi sambil bersalaman dengan Putin menjelang pertemuan bilateral.
Putin menyebut Xi sebagai “teman baikku” dan mengatakan bahwa Moskow dan Beijing akan berusaha menciptakan tatanan dunia yang adil.
"Kerja sama Rusia-Cina dalam urusan dunia adalah salah satu faktor penstabil utama di panggung dunia," kata Putin. "Kami bermaksud untuk lebih meningkatkan koordinasi di semua platform multilateral untuk memastikan keamanan global dan tatanan dunia yang adil."
Xi Jinping mengatakan kepada Putin bahwa situasi internasional dicengkeram oleh kekacauan, namun kemitraan strategis Beijing dengan Moskow adalah kekuatan untuk stabilitas di tengah perubahan paling signifikan yang terlihat dalam satu abad.
Xi dan Putin pada Mei menjanjikan "era baru" kemitraan antara dua rival terkuat Amerika Serikat, yang mereka anggap sebagai hegemoni Perang Dingin yang agresif dan menebarkan kekacauan di seluruh dunia.
"Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan yang belum pernah terjadi dalam seratus tahun terakhir, situasi internasional terjalin dengan kekacauan," kata Xi kepada Putin di kota Kazan, Rusia, pada pembukaan KTT BRICS, seperti dikutip Reuters.
"Namun, saya sangat yakin bahwa persahabatan antara Cina dan Rusia akan terus berlanjut selama beberapa generasi, dan tanggung jawab negara-negara besar terhadap rakyatnya tidak akan berubah."
Rusia, yang berperang melawan pasukan Ukraina yang didukung NATO, dan Cina, yang berada di bawah tekanan dari upaya gabungan AS untuk melawan kekuatan militer dan ekonominya yang terus meningkat, semakin menemukan tujuan geopolitik yang sama.
Rusia dan Cina, yang menolak penghinaan yang dirasakan atas runtuhnya Soviet 1991 dan dominasi kolonial Eropa selama berabad-abad di Cina, telah berusaha untuk menggambarkan Barat sebagai dekaden dan mengalami kemunduran.
Amerika Serikat menganggap Cina sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara-bangsa terbesarnya, dan Presiden Joe Biden mengatakan bahwa negara-negara demokrasi menghadapi tantangan dari negara otokrasi seperti Cina dan Rusia.
Biden menyebut Xi sebagai "diktator" dan mengatakan bahwa Putin adalah "pembunuh" dan bahkan "orang yang gila". Beijing dan Moskow telah memarahi Biden atas komentar tersebut.
Xi mengatakan bahwa kerja sama dalam kelompok BRICS adalah "platform terpenting untuk solidaritas dan kerja sama antara negara-negara pasar berkembang dan negara-negara berkembang di dunia saat ini."
Ia mengatakan bahwa BRICS adalah "kekuatan andalan dalam mendorong terwujudnya multipolaritas global yang setara dan teratur, serta globalisasi ekonomi yang inklusif dan toleran."