Selain Omakase, Ada Keiseki Kuliner ala Jepang yang Populer

4 weeks ago 16

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah omakase atau salah satu konsep menghidangkan makanan Jepang tengah viral. Di dunia kuliner Jepang, omakase mungkin menjadi istilah yang paling dikenal dan dicari oleh para pencinta makanan. Namun, di balik pengalaman konsep menikmati hidangan tersebut, ada sebuah tradisi makan yang sama-sama menarik, yakni kaiseki. 

Saat kita membayangkan kuliner Jepang, dua istilah yang sering muncul adalah kaiseki dan omakase. Keduanya menawarkan pengalaman makan yang unik, tetapi ada perbedaan signifikan antara keduanya. Mari kita menyelami kedalaman kaiseki, sebuah tradisi yang tidak hanya menyajikan makanan, tetapi juga merayakan seni dan filosofi Jepang.

Ilustrasi koki memasak omakase. Foto: Freepik.

Dilansir dari Japan Guide, kaiseki ryori memiliki akar yang dalam dalam budaya Jepang, berasal dari makanan sederhana yang disajikan pada upacara teh. Dalam beberapa abad terakhir, ia telah berkembang menjadi sebuah bentuk masakan haute cuisine yang sangat dihormati, terkenal dengan keindahan penyajian dan penggunaan bahan-bahan musiman. Kaiseki bukan hanya tentang rasa; itu adalah pengalaman menyeluruh yang menggabungkan elemen visual, tekstur, dan aroma.

Makan kaiseki biasanya diadakan di restoran khusus atau di ryokan (penginapan bergaya Jepang), di mana setiap elemen dalam pengalaman makan dirancang untuk menciptakan harmoni. Dari interior restoran yang dirancang dengan cermat hingga peralatan makan yang elegan, setiap aspek menciptakan suasana yang memukau dan menenangkan.

Setiap hidangan dalam kaiseki disajikan dengan urutan yang ditentukan dan dirancang untuk memberikan pengalaman yang seimbang. Proses ini dimulai dengan aperitif (shokuzen-shu), segelas minuman manis atau alkohol lokal yang menandai awal dari perjalanan kuliner ini. Kemudian, tamu akan disambut dengan berbagai appetizers yang disajikan dalam porsi kecil, biasanya dalam wadah panjang yang disebut hassun. Hidangan ini biasanya mencerminkan tema musiman dan memperkenalkan berbagai rasa dan tekstur.

Selanjutnya, tamu akan menikmati soup (suimono), yang biasanya berupa kaldu bening yang dihiasi dengan sayuran segar, tofu, atau makanan laut. Suara sendok yang menyentuh mangkuk dan aroma sup yang menyegarkan mempersiapkan lidah untuk hidangan-hidangan berikutnya. Sashimi (otsukuri) juga menjadi sorotan penting dalam kaiseki, menyajikan ikan segar yang diiris tipis, diletakkan di atas daikon parut, dan disertai dengan kecap dan wasabi. Setiap irisan adalah karya seni, menggambarkan kesegaran dan keahlian chef.

Iklan

Boiled dish (nimono) merupakan hidangan berikutnya, terdiri dari sayuran dan daging yang direbus dalam saus kedelai yang lezat. Kemudian, grilled dish (yakimono) menampilkan ikan atau daging yang dipanggang, sering kali menggunakan wagyu, daging sapi premium yang terkenal di Jepang. Dengan aroma asap yang menggoda, hidangan ini merupakan puncak dari proses memasak tradisional yang menonjolkan rasa alami bahan.

Deep fried dish (agemono) menyajikan tempura, seafood dan sayuran yang digoreng ringan, biasanya disajikan dengan saus celup. Sementara steamed dish (mushimono) menyuguhkan chawanmushi, sebuah puding telur gurih yang kaya rasa dan lembut. Setiap suapan menawarkan kombinasi rasa yang menggugah selera, memperlihatkan keahlian dan perhatian terhadap detail yang dimiliki oleh chef.

Di akhir perjalanan kuliner ini, tamu akan disajikan dengan shokuji, yang terdiri dari nasi, sup miso, dan pickles (tsukemono). Nasi putih yang pulen, sup miso yang kaya rasa, dan variasi sayuran acar menjadi penutup yang sempurna sebelum hidangan penutup yang ringan, seperti buah musiman atau sorbet. 

Di sisi lain, kita memiliki omakase, yang berarti "serahkan pada chef." Dilansir dari Britannica, dalam pengalaman omakase, tamu memberikan kepercayaan penuh kepada chef untuk memilihkan hidangan berdasarkan bahan-bahan segar yang ada. Ini menciptakan suasana yang lebih kasual dan interaktif, di mana chef dapat berkomunikasi langsung dengan tamu, merespons preferensi mereka, dan mengatur hidangan sesuai dengan selera mereka.

Sementara kaiseki memiliki urutan hidangan yang ketat dan terencana, omakase lebih bersifat improvisasi. Omakase sering kali terdiri dari berbagai jenis sushi yang disajikan dalam porsi kecil, dengan banyak chef yang mengombinasikan rasa dari berbagai tradisi kuliner untuk menciptakan pengalaman yang unik. Omakase memberikan kebebasan bagi chef untuk mengeksplorasi kreativitas mereka, tetapi terkadang dapat terasa lebih terbuka dan santai dibandingkan dengan kaiseki.

Pilihan Editor: Ini Harga Omakase yang Disantap Erina di Rumah Sakit Usai Melahirkan

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |