TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto meraih gelar doktor setelah menyelesaikan disertasinya yang berjudul “Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan".
Dia diuji empat profesor dari dalam dan luar negeri, yakni Gumilar Rusliwa Somantri, Bambang Shergi Laksmono, Sulistyowati Soewarno, dan Ludger Helms. Sementara itu, Sidang Terbuka Promosi Doktor dipimpin Athor Subroto dan dihadiri promotor Satya Arinanto, Hanief Saha Ghafur, dan Margaretha Hanita.
Dalam disertasinya itu, Hasto mengulas mengenai ketahanan PDIP dalam menghadapi Pemilu 2024. Pria kelahiran Yogyakarta ini menyebut disertasinya dimulai dari pemikiran soal perubahan partai setelah lengsernya Presiden kedua RI Soeharto.
"Partai berubah menjadi partai elektoral dan terjadi personalisasi serta bercirikan political industrial complex," kata Hasto membuka disertasi.
Dia mememaparkan, perubahan partai yang mengedepankan elektoral sebagai akibat pergantian regulasi pemilu dan ketatnya kontestasi politik. Menurutnya, kelembagaan partai penting diperkuat untuk membuat parpol bisa bertahan terhadap tantangan zaman.
"Perubahan regulasi pemilu dan ketatnya kontestasi menyebabkan partai tidak bisa survive, karena itulah diperlukan pelembagaan dan ketahanan partai beserta modelnya bagi peningkatan kualitas demokrasi Indonesia," katanya.
Hasto menyebut, pentingnya kelanjutan PDIP sepanjang perjalanan bangsa ke depan menjadi fokus penelitian. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan kemampuan bertahan, tumbuh dan beradaptasi menghadapi berbagai tantangan.
Ucapkan terima kasih kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud Md
Hasto memberikan sambutan usai dinyatakan lulus dan diangkat menjadi doktor Program Studi Kajian Strategis dan Global di Sekolah Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia (UI). Dalam sambutannya itu, secara khusus Hasto menyampaikan terima kasih kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
Hasto berseloroh bahwa mantan calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024 itu sebagai ‘korban’ dari authoritarian populism.
Iklan
“Dan juga yang teristimewa Pak Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud Md. Kedua beliau ini menjadi korban authoritarian populism," ujar Hasto di Balai Sidang UI, Depok, Jumat, 18 Oktober 2024, seperti dilihat Tempo di kanal YouTube UI, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Pernyataan Hasto itu pun langsung disambut tawa dan tepuk tangan para tamu undangan yang hadir dalam ujian doktor terbuka tersebut. Dalam tayangan tersebut, tampak Ganjar ikut tertawa dan bertepuk tangan.
Sebut dirinya bukan cari gelar doktor
Hasto juga mengatakan dirinya bukan mencari gelar saat ditanya salah satu penguji disertasinya selama sidang promosi doktor di Balai Sidang Universitas Indonesia atau UI, Depok, Jawa Barat, Jumat, 18 Oktober 2024.
“Bung Karno pernah mengatakan ilmu pengetahuan harus berguna bagi amal kemanusiaan, karena itulah saya mengambil doktor kedua di UI ini bukan untuk mencari gelar,” kata Hasto saat menjawab pertanyaan dari Profesor Bambang Shergi Laksmono.
Menurut Hasto, mengejar ilmu pengetahuan seharusnya untuk menghormati bahwa Indonesia dibangun dengan tradisi intelektual luar biasa dari seluruh pemimpin bangsanya.
HATTA MUARABAGJA | EKA YUDHA SAPUTRA | ANDRY TRIYANTO
Pilihan Editor: Sana-sama Lulus SKSG UI, Kenapa Gelar Doktor Bahlil Disorot Sedangkan Hasti Tidak?