TEMPO.CO, Jakarta - Istilah POV sering kali muncul dalam banyak unggahan di berbagai kanal media sosial. Salah satu kata slang dalam bahasa gaul tersebut kerap digunakan anak muda sebagai keterangan dalam video singkat yang diunggah di Instagram, TikTok, YouTube, hingga Facebook.
Selain muncul di media sosial dalam berbagai video viral, kata POV juga digunakan dalam proses pembuatan video. Lantas, apa itu POV?
Pengertian POV
Melansir Antara, POV adalah akronim dari point of view, yang berarti sudut pandang. Istilah POV biasanya digunakan untuk menunjukkan kondisi dari perspektif tertentu.
Kata POV kerap dimanfaatkan dalam narasi orang pertama yang membuat konten viral. Istilah tersebut awalnya berasal dari dunia perfilman yang digunakan untuk menggambarkan dari mana sebuah adegan film akan ditampilkan.
Dengan menggunakan POV, konten kreator dapat menambah keterlibatan penonton di dalam cerita atau pengalaman, sehingga membuat mereka seakan-akan sedang mengalami situasi yang terdapat di dalam video. Konten POV juga membuat para penonton lebih terhubung dan merasakan apa yang dirasakan oleh karakter dalam video.
Bentuk Penggunaan POV
Berikut perbedaan penggunaan POV di media sosial dan di dunia perfilman:
POV di Media Sosial
Melansir International Journal of Innovative Science and Research Technology (2023), POV sering dipakai sebagai tagar (hashtag) dalam video untuk memberi tahu penonton bahwa video yang ditonton berasal dari sudut pandang penonton itu sendiri. Dengan kata lain, penonton seolah-olah diajak untuk merasakan, mengalami, atau menyaksikan peristiwa yang digambarkan dalam video secara langsung.
Tren POV di media sosial mengacu pada sudut pandang kreator terhadap konten. Melalui konten tersebut, kreator yakin bahwa dirinya dapat membantu pemirsa memahami sentimen atau tujuan pembuatan video. Kreator ingin pemirsa melihat atau merasakan apa yang dirasakan oleh pemeran dalam video.
Penggunaan identitas dalam pembuatan materi konten POV tidak terbatas pada satu jenis kelamin. Misalnya, seorang kreator yang berjenis kelamin laki-laki bisa bertindak sebagai perempuan sekaligus dalam videonya tersebut. Tujuannya adalah untuk menghidupkan peran yang sedang dibahas dan menarik perhatian penonton.
Tak jarang pula para kreator menggunakan efek khusus yang dapat mengubah kontur atau ekspresi wajah. Efek-efek tersebut akan membuat pemeran dalam video menjadi tampak, cantik, awet muda, atau sebaliknya, terlihat lebih tua dan berwajah aneh.
POV di Film
Sementara itu, dalam konteks film, POV memungkinkan penonton melihat dan merasakan peristiwa dari sudut pandang karakter tertentu. Kamera yang mengambil sudut pandang karakter memungkinkan para pemirsa untuk merasakan emosi, ketegangan, dan dinamika dari perspektif yang sangat personal.
Mengutip journal.isi.ac.id, POV dalam film adalah sudut pandang kamera yang digunakan untuk mempengaruhi unsur dramatik yang dirasakan bagi penonton. Unsur dramatik yang dimaksud dapat berupa ketegangan, misteri, dan kejutan.
Untuk membangun kesan POV dalam film, kamera biasanya diletakkan berdekatan maupun pada sudut pandang atau angle pemain, sehingga akan menimbulkan pemikiran bahwa kamera menempel di wajahnya. Adapun angle yang ingin dibangun tergantung dengan kebutuhan pendukung ceritanya.
Cara Penggunaan POV
Tren POV di media sosial bisa digunakan saat kreator ingin membuat para penonton merasa terhubung dengan pemikiran, pendapat, dan pengalaman dalam video. Istilah POV juga bisa dipakai dalam konten humor untuk memberikan kesan bahwa kreator mempunyai selera humor yang sama dengan para pemirsa.
Misalnya, kreator ingin membuat penonton merasakan kebiasaan anak kelahiran 1990-an. Maka, kreator dapat membuat video dan memberikan keterangan “POV: anak kelahiran 90 an yang dicariin emak saat mau Magrib”.
Contoh lain dari penggunaan POV, yaitu ketika kreator ingin membuat penonton merasakan pengalaman menjadi tukang parkir. Maka, kreator dapat memberikan keterangan dalam video berupa “POV: tukang parkir muncul pas mau pulang”.