Banjir dan Longsor di Sukabumi, Penjabat Gubernur Jawa Barat: Korban Meninggal 3, 4 Masih Dicari

1 month ago 31

TEMPO.CO, Bandung - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan ada korban jiwa akibat bencana banjir dan longsor yang menerjang Kabupaten Sukabumi pada 3-4 Desember 2024. Tiga orang meninggal akibat longsor, dan empat orang masih dicari. “Tiga orang meninggal, empat orang masih belum ditemukan,” kata dia, dalam rekaman video yang diterima Tempo dari Humas Pemprov Jawa Barat, Kamis, 5 Desember 2024.

Bey meninjau sejumlah lokasi yang terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi, di antaranya melihat langsung dampak bencana pergerakan tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. “Tadi kami rapat koordinasi di dalam,” kata dia.

Bey mengatakan, dalam rapat diputuskan bahwa fokus penanganan ada pada evakuasi warga terdampak serta perbaikan akses jalan yang terputus oleh longsor. Ia menyebutkan sedikitnya ada enam titik lokasi longsor yang menyebabkan jalan terputus di jalan provinsi yang berada di Kabupaten Sukabumi.

“Yang pertama fokus pada evakuasi warga, dan kedua fokus pada transportasi yang terputus oleh longsor. Ada beberapa jalan dan jembatan yang terputus, itu fokus dulu,” kata dia. Khusus perbaikan jalan yang terputus oleh longsor serta jembatan yang ambruk, perbaikan akan memakan waktu hingga 1,5 bulan.

Bey mengatakan, penyebab banjir dan longsor yang menerjang Kabupaten Sukabumi karena hujan dengan intensitas tinggi. “Puncak musim hujan ini memang sudah diprediksi, tapi secara tahunan ini memang lebih maju dari biasanya, dan kami sudah meminta lebih masif lagi mengingatkan tentang hujan dengan intensitas tinggi yang justru puncaknya nanti pada bulan Januari, jadi tetap keselamatan warga yang utama,” kata dia.

Dia menambahkan, untuk penanganan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi, diputuskan membuka Posko Utama di Pelabuhan Ratu. Ia meminta semua bantuan agar dikoordinasikan dari posko utama. Khusus daerah yang sulit, dia meminya agar pengiriman logistik dilakukan dengan bantuan kapal. “Dan logistik kepada daerah-daerah yang sulit bisa melalui kapal, jadi walaupun daratan terputus, oleh kapal itu sudah dilakukan,” kata dia.

Bey mengatakan untuk korban terdampak dan data korban dan rumah warga yang terdampak masih belum terkumpul. Informasi untuk penyampaian data terkendala jaringan listrik yagn terputus akibat bencana banjir dan longsor.

“Jadi data ini memang kami akui agak terlambat karena komunikasi terlambat, komunikasi terputus. Ada 150 ribu pelanggan (listrik) yang terdampak, dan baru 60 ribu yang sudah menyala,” kata dia. PLN mengirim 300 pegawainya dari Bandung untuk membantu perbaikan jaringan listrik yang terputus di Kabupaten Sukabumi.

Secara terpisah, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dalam keterangannya pada Kamis, 5 Desember 2024, menyebutkan hingga Kamis pukul 10.35 WIB sudah 719 dari 1.384 unit gardu distribusi yang terdampak banijr dipulihkan.

Sementara dari 140.830 pelanggan yang terdampak pemadaman listrik karena banjir, baru 57.977 pelanggan yang sambungan listriknya pulih. GM PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Agung Murdifi, mengatakan petugas PLN siap siaga 24 jam untuk memperbaiki aset-aset kelistrikan yang terdampak banjir dan longsor di Sukabumi dan Cianjur.

Rilis Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat data sementara terdapat 103 kepala keluarga terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi. “Jadi data memang agak terhambat, tapi kami akan update terus melalui posko utama di Pelabuhan Ratu,” kata Bey.

Bey mengatakan status tanggap darurat sudah diberlakukan di Kabupaten Sukabumi. Saat status tanggap darurat selesai, warga yang mengalami rumah rusak berat akan mendapat bantuan Rp 60 juta, yang rusak sedang Rp 30 juta, serta rusak ringan Rp 15 juta. “Tapi tentu dengan asesmen,” kata dia.

Khusus di daerah yang terdampak pergerakan tanah, Bey mengatakan akan meminta pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi untuk meneliti lokasi untuk memastikan perlu tidaknya relokasi warga. “Kalau pun sudah tidak layak, harus direlokasi,” kata dia.

Menurutnya, ada sejumlah lokasi yang dipertimbangkan untuk menjadi lokasi relokasi warga terdampak. "Kami tentu mengutamakan keselamatan warga, jadi warga tetap di tempat pengungsi,” kata dia.

Selanjutnya, Bey meninjau jalur Sabuk Loji-Palangpang, akses menuju Geopark Ciletuh yang terputus akibat longsor dan jembatan yang ambruk. Ia mengatakan pengerjaan perbaikan jembatan akan dilakukan paralel dalam tiga titik dengan pengerjaan selama 1,5 bulan. "Kami informasikan bahwa jalan sini (akses menuju Geopark Ciletuh) terputus dan ada alternatif melalui (jalur) pertigaan Waluran," katanya.

Sementara itu, Badan Geologi menerbitkan analisis sementaranya mengenai bencana longsor yang terjadi di sejumlah lokasi di Kabupaten Sukabumi. Dikutip dari situsnya, Kamis, Badan Geologi menyatakan longsor dan gerakan tanah yang terjadi akibat cuaca ekstrem dalam dua hari sejak Selasa, 3 Desember 2024, termasuk jenis gerakan tanah longsoran rotasi dan translasi.

“Jenis gerakan diperkirakan berupa longsoran/gelinciran rotasi dan translasi. Beberapa gerakan tanah dengan pergerakan lambat merusak rumah dan infrastruktur terutama jalan raya,” dikutip dari keterangan Badan Geologi, Kamis.

Dampak gerakan tanah yang terjadi di Kabupaten Sukabumi tersebut mengakibatkan sejumlah rumah tertimbun, jalan terputus, serta jalan amblas. Badan Geologi mencatat gerakan tanah di Cohonje RT 1/RW6, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, mengakbatkan 46 kepala keluarga (93 jiwa) terdampak dan beberapa rumah tertimbun.

Gerakan tanah di Sawahbera, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, mengakibatkan satu rumah tertimbun longsoran dan satu orang meninggal dunia. Longsor di Cikawung, Desa Babakan Panjang, Kecamatan Nagrak, mengakibatkan satu rumah rusak. Longsor di Nyomplong, Desa Hegarmamah, Kecamatan Warungkiara, mengakibatkan satu rumah tertimbun longsor.

Longsor di Gunung Baen, Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung, menyebabkan satu orang meninggal dan emoat rumah rusak. Selain itu di Sagaranten, Nyalindung, Bantargadung, terjadi jalan amblas dan longsor yang mengakibatkan jalan terputus. Longsoran tanah di Pelabuhan Ratu juga menyebabkan akses jalan terganggu.

Badan Geologi memperingatkan potensi gerakan tanah susulan di lokasi bencana longsor dan gerakan tanah. “Masyarakat agar mengutamakan keselamatan dan tidak berkumpul di area bencana gerakan tanah karena masih memungkinkan terjadi longsoran susulan,” dikutip dari keterangan Badan Geologi.

Badan Geologi menyarankan agar warga mengosongkan rumah yang rusak yang berada di area bencana longsor. Warga juga disarankan untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman. “Masyarakat diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengenal tanda-tanda akan longsor, seperti mata air keruh, munculnya rembesan disertai aliran lumpur, serta memantau perkembangan retakan pada bagian atas lereng,” kata Badan Geologi.

Analisis Badan Geologi menyebutkan bencana longsor dan gerakan tanah di Kabupaten Sukabumi terjadi akibat hujan dengan intensitas yang tinggi, kemiringan lereng yang terjal, serta bantuan batuan. Sementara gerakan tanah yang cepat dikontrol oleh produk pelapukan gunung api.

“Material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air pada bagian atas, sementara pada bagian bawah bedasarkan analisis kemungkinan tersusun oleh batu lempung yang plastis dan mudah sebagai bidang gelincir,” kata Badan Geologi.

Badan Geologi juga mengingatkan, jika muncul retakan di sekitar lereng agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah serta mengarahkan aliran air menjauh dari retakan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |