Era Baru Timnas Indonesia di Bawah Patrick Kluivert Jadi Pertaruhan Besar PSSI

13 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Datangnya Patrick Kluivert menandai era baru Timnas Indonesia. Setelah lima tahun, Shin Tae-yong mengangkat level Timnas Indonesia, Kluivert menerima tongkat estafet kepelatihan. Kluivert menanggung beban besar dengan nama besarnya di dunia sepak bola.

Pada Minggu, 12 Januari 2024, mantan penyerang Ajax Amsterdam, AC Milan, dan FC Barcelona, Kluivert resmi PSSI perkenalkan di Hotel Mulia, Jakarta, pukul 16.00 WIB. Kehadirannya ditemani oleh satu asistennya, Denny Landzaat yang tiba di Indonesia bersamanya. Sementara Alex Pastoor, pelatih 58 tahun itu belum tiba di Tanah Air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kurang lebih 200 awak media menyaksikan perkenalan pertama Kluivert kepada publik. Ia diberi belasan pertanyaan mulai dari bagaimana menangani tekanan dari suporter, apa filosofi sepak bolanya, bagaimana cerita awalnya bertemu dengan Erick Thohir, bagaimana pandangannya pada pemain-pemain diaspora, siapa pemain lokal favoritnya, hingga cara memenangkan hati fans Indonesia yang sudah terlanjur cinta dengan Shin Tae-yong.

Malam harinya, Kluivert dan Erick makan malam bersama lima pemain timnas Indonesia yang bermain di dalam negeri. Lima pemain itu adalah Rizky Ridho, Muhammad Ferarri, dan Witan Sulaeman dari Persija Jakarta, serta Egy Maulana Vikry dan Ricky Kambuaya dari Dewa United.

Setelah itu, Kluivert berkeliling melihat sejumlah fasilitas yang digunakan tim Garuda, termasuk Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Dalam hari yang sama, ia juga bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Dito Ariotedjo.

Kluivert mendapatkan kontrak dengan durasi dua tahun dengan opsi perpanjangan. Ia membawa Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatihnya. Setelah menandatangani kontrak, target besar di depan mata Kluivert. Piala Dunia 2026 menjadi impian publik pecinta sepak bola Indonesia. Publik ingin Kluivert mewujudkan mimpi ke Piala Dunia meski pengalamannya sebagai pelatih kepala yang kurang meyakinkan.

Alex Pastoor dan Denny Landzaat

Untungnya, Kluivert sadar bahwa karier kepelatihannya tak sementereng seperti saat menjadi pemain. Sejak pensiun pada 2008, karier melatihnya sebagai pelatih utama cuma terjadi di dua tim. Itu terjadi di klub Turki Adana Demirspor dan Timnas Curacao selama dua periode yang hasilnya tak memuaskan sama sekali.

Bisa dibilang, Kluivert gagal mengangkat dua tim tersebut walaupun ia pernah menimba ilmu dari Louis van Gaal saat menjadi asisten pelatih di timnas Belanda selama dua tahun. Oleh karena itu, untuk memperbaiki namanya di dunia kepelatihan, ia membutuhkan orang yang tepat untuk membantunya. Ia akan mendapati Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatihnya.

Kluivert, Pastoor, dan Landzaat adalah formasi tim kepelatihan yang ideal, menurut PSSI. Secara kultur, ketiga pelatih ini memiliki latar belakang yang sama karena sama-sama kelahiran Amsterdam. Kolaborasi itu dirasa melengkapi satu sama lain untuk menggaransi mimpi Indonesia bermain di Piala Dunia 2026.

Dengan nama besar di dunia sepak bola sebagai striker top, Kluivert dinilai mampu memberi kehangatan di ruang ganti tim Garuda. Nama besarnya  mampu mendapatkan rasa hormat dan dapat meredam ego dari para pemain Indonesia.

Situasi menjadi krusial bagi PSSI karena Erick Thohir menyebut ada "dinamika" di tim internal tim nasional kala masih dipimpin Shin Tae-yong sebelum laga melawan Cina pada Oktober lalu.

Urusan taktik, Pastoor bisa menjadi otak utama pola permainan timnas Indonesia. Pengalamannya lebih 20 tahun di dunia kepelatihan menjadi modal berharga karena berbagai dinamika melatih pasti sudah dirasakan pria 58 tahun tersebut.

Lebih dari 450 pertandingan bersama tujuh klub pernah dipimpin oleh Pastoor. Pendapatan poinnya per pertandingan adalah 1,3 poin per laga. Jumlah ini lebih baik dari Kluivert yang menghasilkan 1,2 poin dari 34 pertandingan.

Rekam jejak Pastoor semakin mencolok karena pernah mengantarkan tiga tim promosi ke kasta tertinggi sepak bola Belanda, Eredivisie. Tiga tim itu adalah Excelsior, Sparta Rotterdam, dan Almere City.

Pastoor juga menjadi satu-satunya pelatih di timnas saat ini yang memiliki trofi. Trofi ini ia dapatkan saat membawa Sparta Rotterdam juara kasta kedua Liga Belanda atau Eerste Divisie musim 2015/2016. Dengan formasi 4-3-3, Sparta saat itu cuma menelan lima kali kekalahan dari 36 pertandingan ketika juara.

Walaupun 4-3-3 mengantarkan Sparta juara, Pastoor bukan sosok yang fanatik terhadap sistem permainan tersebut. Ia memilih menjadi pelatih yang adaptif menggunakan formasinya, tergantung kualitas pemain dari klub yang ia latih. Pendekatan ini sama dengan yang dilakukan oleh Kluivert di jumpa persnya pada Minggu, 12 Januari 2025.

Ada lima formasi yang pernah digunakan Pastoor selama menahkodai tujuh klub selain 4-3-3. Enam formasi itu adalah 3-4-1-2, ,3-5-2, 4-5-1, 4-4-2, dan 4-1-4-1.

Sementara itu, Landzaat, pelatih kelahiran Amsterdam pada 6 Mei 1976 itu kenyang pengalaman sebagai asisten pelatih di enam klub di empat negara, Hungaria (Ferencvaros), Arab Saudi (Al-Ittihad, Al-Taaawoun), Polandia (Lech Poznan), dan Belanda (Feyenoord, Willem II). Ia juga mempunyai kelebihan bisa berbahasa Indonesia. Kelebihan ini akan sangat berguna untuk menjalin pendekatan dengan pemain lokal.

Pertaruhan Terbesar PSSI

Suka atau tidak suka, pergantian pelatih di sepak bola adalah hal yang wajar. Ada yang yang dilakukan di awal musim, di akhir musim, dan ada yang dilakukan di tengah musim.

PSSI memutus kontrak Shin Tae-yong di tengah-tengah perjuangan timnas Indonesia menembus putaran final Piala Dunia 2026. Indonesia ada di posisi ketiga klasemen sementara Grup C dengan koleksi enam poin dari enam pertandingan.

Jay Idzes dan kolega berjarak 10 poin dari Jepang di puncak dan cuma selisih satu poin dari Australia di posisi kedua. Dengan empat pertandingan tersisa, target yang disepakati PSSI dan Shin Tae-yong di putaran ketiga, yaitu finis di posisi ketiga dan keempat untuk mengambil tiket tersisa dari putaran keempat, masih on track.

Namun, PSSI mengambil langkah mengejutkan. Pada tanggal 6 Januari atau setelah dua pekan Indonesia gagal ke semifinal Piala AFF 2024, Ketua PSSI Erick Thohir mengumumkan perpisahan dengan Shin Tae-yong yang masih memiliki kontrak sampai Juni 2027.

PSSI memilih meninggalkan orang yang mengangkat level Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dan memilih Patrick Kluivert sebagai nahkoda baru. Dalam enam bulan ke depan, pertaruhan PSSI dan era baru Timnas Indonesia ada di tangan pemegang top skor keempat sepanjang masa timnas Belanda tersebut.

Erick memilih pelatih asal Belanda tak terlepas dari adanya ada keterikatan budaya, termasuk melimpahnya pemain diaspora Indonesia yang memiliki darah negara berjuluk Negeri Kincir Angin itu. Skenario tersebut tak menjamin transisi Shin Tae-yong ke Kluivert berjalan sempurna.

Begitu juga nama besar Kluivert tak bisa berarti jaminan nasib kelolosan Indonesia ke Piala Dunia 2026. Korea Selatan pernah merasakan kepahitan karena gagal juara Piala Asia 2023 ketika menunjuk striker top Jerman, Jurgen Klinsmann, sebagai pelatih. Hal ini juga berlaku dengan Roberto Mancini yang tak berkutik menangani Arab Saudi di putaran ketiga.

Pergantian pelatih tentu terlalu berisiko. Hadirnya pelatih baru berpotensi memicu perombakan tim yang mayoritas pemain-pemain tim Garuda saat ini, sudah bersama-sama kurang lebih satu tahun dengan pakem formasi tiga bek. Formasi ini berbeda dengan gaya sepak bola menyerang ala total football dari Kluivert yang suka formasi 4-3-3.

Filosofi permainan Kluivert adalah sepak bola menyerang dengan dominan pada penguasaan bola. Ini berbeda dengan pendekatan Shin yang menyukai permainan defensif kuat dengan mengandalkan serangan balik cepat.

Pertaruhan PSSI akan terlihat pada 2,5 bulan ke depan, tepatnya saat Kluivert pertama kali memimpin laga Timnas Indonesia ketika melawan Australia di Sydney dan Bahrain di Jakarta. Pada konteks ini, langkah PSSI bisa dipuji dan juga bisa dicaci.

Kluivert bisa menjadi Wayne Rooney yang hebat sebagai pemain tapi tidak saat melatih. Pertaruhan Erick pada Kluivert juga bisa mengulangi penunjukannya pada Frank de Boer di Inter Milan yang cuma bertahan tiga bulan. Ada kemungkinan gagal, tapi di dalam pertaruhan, selalu ada peluang berhasil. Pada akhirnya, hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |