Jelang Dibuka untuk Pendakian, Gunung Semeru Masih Terus Erupsi

1 month ago 42

TEMPO.CO, Lumajang - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) tidak merekomendasikan pendakian ke puncak Gunung Semeru. Gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini masih terus mengalami erupsi hingga Kamis, 12 Desember 2024.

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru di Lumajang melaporkan bahwa terjadi erupsi pada gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu pada Kamis pagi sekitar pukul 04.09 WIB. Dalam laporan yang dibuat petugas PGA, Mukdas Sofian, menyebutkan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 159 detik. Namun tidak teramati berapa tinggi kolom erupsi tersebut.

Status Aktivitas Gunung Api

Status aktivitas Gunung Semeru hingga saat ini masih di level II (Waspada). Pada level ini, PVMBG meminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PVMBG juga meminta masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Kemungkinan Dibuka Pekan Kedua Desember

Berdasarkan informasi yang dihimpun TEMPO, pendakian Gunung Semeru kemungkinan besar bakal dibuka pekan kedua Desember 2024 ini. Namun informasinya hanya boleh dilakukan hingga Ranu Kumbolo. "Informasinya hanya dibuka hingga Ranu Kumbolo saja," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati dihubungi TEMPO, Kamis pagi ini, 12 Desember 2024.

Yuli mengatakan pembukaan jalur pendakian ke Gunung Semeru ini juga masih menunggu izin dari Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE), Kementerian Kehutanan.

Hal senada sebelumnya juga diungkapkan otoritas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TN BTS). Kepala Tata Usaha Balai Besar TN BTS, Septi Eka Wardhani mengatakan, pembukaan jalur untuk kegiatan pendakian ditentukan setelah mendapatkan izin Dirjen KSDAE, Kementerian Kehutanan.

"Terdapat faktor nonteknis yang perlu menjadi perhatian yaitu kondisi alam. Untuk itu, pembukaan jalur untuk kegiatan pendakian ditentukan setelah mendapatkan izin Dirjen KSDAE, Kementerian Kehutanan," kata Septi kepada TEMPO, Rabu, 11 Desember 2024.

Izin Kegiatan Pendakian

Dirjen KSDAE Kementerian Kehutanan Satyawan Pudyatmoko mengatakan kepada TEMPO, Kamis pagi, bahwa ada beberapa pertimbangan sebelum mengeluarkan izin untuk kegiatan pendakian ke Gunung Semeru. "Kami akan mempertimbangkan berbagai hal," kata Satyawan kepada TEMPO. 

Beberapa hal tersebut antara lain rekomendasi dari PVMBG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), aparat keamanan TNI/POLRI serta pemerintah daerah. Soal kesiapan jalur juga menjadi pertimbangan KSDAE.

"Terakhir kami cek dengan para pihak Sabtu kemarin," Satyawan menambahkan. "Selain itu soal kesiapan manajemen (penerapan kuota dan SOP yang telah dipersiapkan, kewajiban adanya pendamping, Kesiapan Tim Evakuasi) juga menjadi pertimbangan kami," ujar dia. 

Persiapan Pembukaan Pendakian

Untuk persiapan pembukaan pendakian Gunung Semeru, pihak TN BTS telah melakukan beberapa tahapan antara lain mengadakan rapat koordinasi pendakian semeru yang dihadiri oleh Kepolisian, Dandim, BPBD, Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, Kepala Desa Ranupani, PVMBG (PGA Semeru) Gunung Sawur, BASARNAS dan stakeholder lainya pada, 4 Desember 2024.

"Dengan tujuan ketika pendakian dibuka diharapkan mampu menciptakan zero accident dan zero waste sesuai dengan kewenangan masing-masing pihak," ujar Septi Eka Wardhani. 

TNBTS juga telah melakukan persiapan petugas dan perbaikan sarana pendukung pendakian seperti pemeliharaan website booking online Semeru, pembersihan jalur pendakian dan fasilitas pendukung lainnya seperti toilet di Ranu Kumbolo.

TNBTS juga telah melakukan kajian terkait tarif baru pendakian Gunung Semeru sesuai dengan PP 36 Tahun 2024 dan SOP pendakian agar ketika pendakian dibuka, keamanan dan keselamatan pendaki serta kelestarian alam tetap terjaga. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |