Kadal merupakan salah satu jenis reptil yang dapat dijumpai di hampir semua habitat, mulai dari hutan, rumput, kebun, sawah, rawa, gurun pasir, hingga permukiman dan perkotaan. Kadal juga dapat hidup di kawasan yang berudara sejuk dan di dataran tinggi, seperti pegunungan.
Melansir jbioua.fmipa.unand.ac.id, sebagian besar kadal aktif pada siang hari dan beberapa lainnya lebih banyak beraktivitas di malam hari. Lantas, bagaimana cara kadal berkembang biak?
Mengenal Kadal
Kadal adalah kelompok reptil bersisik dan berkaki empat yang keberadaannya tersebar luas di dunia. Secara ilmiah, kadal termasuk subordo atau anak bangsa Lacertilia, yang merupakan bangsa reptil bersisik bersama dengan ular.
Sementara itu, berdasarkan jurnal.untan.ac.id, kadal adalah kelompok reptil yang termasuk ke dalam subordo Sauria. Karakteristik umumnya meliputi tubuh bersisik, licin, ekor panjang, lidah panjang, dan berkaki empat.
Keberadaan kadal di suatu tempat menjadi indikator melimpahnya serangga. Hal tersebut terjadi karena makanan utama kadal adalah berbagai jenis serangga.
Cara Berkembang Biak Kadal
Menurut repository.radenintan.ac.id, sebagian besar spesies kadal berkembang biak secara ovipar atau bertelur. Namun, terdapat pula yang bersifat vivipar (melahirkan) atau ovovivipar (bertelur sekaligus melahirkan), seperti pada kadal squamata. Berikut penjelasannya:
Ovipar
Kadal termasuk reptil bersifat amniota, yang berarti bahwa telur dihasilkan oleh betina yang memiliki kantong elastis di mana embrio berkembang. Kulit telur menjaga dan melindungi embrio agar tidak kehilangan kelembapannya dan memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
Vivipar
Mengutip animaldiversity.org, kadal betina yang berada di beberapa lingkungan dapat melahirkan anak dengan cara yang berbeda. Tidak semua anak kadal lahir sekaligus pada waktu yang sama, jarak kelahiran antara individu pertama dan terakhir umumnya berlangsung selama beberapa hari hingga seminggu.
Ovovivipar
Melansir biosaintropris.unisma.ac.id, cara perkembangbiakan kadal secara ovovivipar diawali dengan telur yang akan menetas di dalam tubuh induk. Kemudian, setelah beberapa waktu, embrio akan keluar bersama cangkang telur melalui kloaka. Embrio kadal tersebut mendapatkan cadangan makanan dari dalam cangkang telur.
Partenogenesis
Beberapa jenis kadal juga dapat melakukan perkembangbiakan secara aseksual. Menurut Royal Society Open Science, reproduksi aseksual pada kadal squamata melalui mekanisme yang disebut sebagai partenogenesis, di mana embrio berkembang dari gamet betina saja.
Setidaknya ada sekitar 39 spesies kadal dalam ordo Squamata yang dilaporkan dapat melakukan partenogenesis. Induk kadal dapat menghasilkan klon penuh dari diri-sendiri melalui proses meiosis normal, yang digunakan untuk memproduksi sel telur haploid, seperti halnya pada reproduksi seksual.
Ciri-Ciri Kadal
Pada umumnya, kadal bertubuh kecil, padat, bersisik licin dan berkilau, serta hidup di tanah. Kadal juga mempunyai empat tungkai, kelopak mata yang dapat dibuka dan ditutup, serta lubang telinga luar.
Bangsa kadal terdiri dari sekitar 40 suku dengan bentuk tubuh, ukuran, dan warna yang bervariasi di setiap jenisnya. Sebagian spesies memiliki sisik-sisik halus dan mengkilap yang seolah-olah dilapisi minyak, tetapi sebenarnya sisik-sisik tersebut kering karena kadal tidak mempunyai pori-pori.
Mayoritas kadal membutuhkan sinar matahari untuk menghangatkan tubuhnya sebelum beraktivitas. Kadal umumnya saling berkomunikasi dengan menggunakan isyarat tertentu, seperti menjulurkan lidah, menggerakkan bagian tubuh seperti ekor, hingga menaik-turunkan badannya.
Melansir ojs.unud.ac.id, kadal termasuk salah satu jenis hewan ektoterm yang suhu tubuhnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Untuk dapat beraktivitas secara normal, kadal harus menjaga suhu tubuhnya agar tetap berada di dalam kisaran suhu optimal, salah satunya dengan mekanisme termoregulasi.