TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima penghargaan Darjah Kerabat Johor Yang Amat Dihormati Pangkat Pertama (D.K I Johor). Penghargaan tersebuit diberikan oleh Yang Dipertuan Agong XVII, Sultan Ibrahim di Istana Negara Malaysia pada 27 Januari 2025.
Makna Penghargaan Darjah Kerabat Johor
Melansir dari laman Kemeneterian Sekertariat Negara Republik Indonesia penghargaan Darjah Kerabat Johor merupakan salah satu tanda kehormatan tertinggi Kerajaan Johor. Penghargaan tersebut diberikan kepada raja-raja Melayu, kerabat dekat kerajaan, serta pemimpin negara asing yang berjasa dalam memperkuat hubungan bilateral.
Tanda jasa yang disematkan pada Prabowo sebagai Darjah Kerabat Johor Yang Amat Dihormati berupa kalung emas yang bertuliskan nama Sultan Abu Bakar dalam aksara Jawi, yang mana simbol tersebut merupakan lambang dari kejayaan dan persatuan. Tidak hanya itu, ada pula simbol lain berupa bintang besar bersudut sembilan yang melambangkan nilai kepemimpinan dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh Kerajaan Johor.
Dengan penyematan tanda kehormatan yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto mempertegas posisi Indonesia sebagai salah satu mitra utama Malaysia di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, penyematan tanda kehormatan yang diberikan kepada Presiden Prabowo tidak hanya sebatas sebab hubungan diplomatik antara kedua negara saja namun memiliki artian lain yakni sebagai penghargaan atas kontribusi kepemimpinan Indonesia dalam menjaga stabilitas negara kawasan dan kolaborasi antarnegara.
Penerima Penghargaan Darjah Kerabat Johor
Selain Prabowo Subianto sudah ada beberapa tokoh yang memperoleh penghargaan Darjah Kerabat Johor dari Kesultanan Johor Malaysia. Sebelumnya Presiden Soeharto juga menerima penghargaan yang sama pada tahun 1990. Selain itu, ada beberapa tokoh lainnya yang juga menerima penghargaan Darjah Kerabat Johor di antaranya Sultan Omar Ali Saifuddien Saadul Khairi Waddien (1960), Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah (1969), Pengiran Isteri Mariam (1997), Hamad bin Isa al Khalifa (2017), dan Pengiran Muda Mahkota al-Muhtadee Billah (2023).
Kedekatan Prabowo dengan Kesultanan Johor
Diketahui bahwa Presiden Prabowo mengaku telah menjalin hubungan pertemanan dengan Yang di-Pertuan Agong kurang lebih 45 tahun. Keduanya bahkan telah menjalin pertemanan sejak masih berada di bangku perkuliahan di Amerika Serikat.
"Hubungan kami sangat lama, mungkin sudah 45 tahun saya dengan Yang di-Pertuan Agong. Waktu kita masih sama-sama muda, kita pernah sekolah sama-sama di Amerika. Waktu itu saya masih kurus, jadi hubungan ini lama,"
Prabowo juga sempat menceritakan bahwa Malaysia menjadi salah satu negara yang bersejarah baginya. Malaysia merupakan negara yang pernah ditinggali Presiden Prabowo bersama keluaraganya, bahkan Prabowo juga sempat mengenyam pendidikannya saat masih berada di negeri Jiran.
"Keluarga saya, orang tua saya sangat dekat dulu dengan pendiri-pendiri Malaysia, founding fathers of modern Malaysia, Tunku Abdul Rahman dan Tun Razak. Jadi kami banyak hubungan, hubungan emosional dengan Malaysia," kata Prabowo.
Prabowo juga mengaku bahwa sejak dahulu keluarganya juga sudah dekat dengan tokoh-tokoh pendiri Malaysia. Ia juga mengatakan bahwa baginya Malaysia dan Indonesia memiliki kepentingan yang sama, dengan hubungan budaya dan etnis.
Eka Yudha Saputra turut berkontribusi dalam pembuatan artikel ini
Pilihan Editor: Paradoks 100 Hari Kabinet Prabowo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini