Mengenali Gejala Penyakit Jantung dan Diet Sehat untuk Kesehatan Jantung

17 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Mengenali gejala awal dan menerapkan gaya hidup sehat, termasuk salah satunya diet yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung serta meningkatkan kesehatan jantung

Gejala penyakit jantung seringkali muncul secara perlahan sehingga penting bagi setiap orang untuk memperhatikan tanda-tanda sejak dini. Dengan begitu, seseorang dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat. Salah satu cara terbaik untuk mendukung kesehatan jantung adalah dengan mengadopsi pola makan yang sehat dan bergizi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merangkum dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang “Penyakit Jantung”, penyakit jantung mencakup berbagai gangguan yang mempengaruhi kinerja normal jantung.

Beberapa jenis penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, aritmia, dan kelainan jantung bawaan. Kondisi-kondisi ini dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah secara normal ke seluruh tubuh. Hal ini nantinya dapat mengganggu peredaran darah dan berisiko menjadi ancaman serius bagi kesehatan jantung

Gejala Penyakit Jantung

Gejala penyakit jantung tidak sama pada setiap orang dan dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakit jantung. Beberapa gejala umum yang mengindikasikan penyakit jantung di antaranya :

  • Nyeri atau ketidaknyamanan di dada (angina).
  • Sesak napas atau sulit bernapas.
  • Kelelahan yang berlebihan.
  • Pusing atau pingsan.
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau area lainnya.
  • Detak jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas perut, punggung, atau lengan.

Berikut ini adalah 5 diet sehat untuk menjaga kesehatan jantung, merangkum dari Healthline “The 5 Best Diets for Heart Health”, antara lain :

1. Diet Mediterania 

Diet Mediterania didasarkan pada pola makan tradisional yang terkenal di tahun 1960-an dan diterapkan oleh masyarakat di Yunani dan Italia Selatan Diet ini lebih berfokus pada konsumsi makanan utuh yang minim proses, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, sayuran, ikan, dan minyak zaitun extra virgin. 

Selain itu, diet ini juga mencakup konsumsi protein seperti dari unggas, telur, produk susu rendah lemak, dan anggur merah dalam jumlah terbatas. Diet mediterania juga membatasi atau menghindari konsumsi gula tambahan, karbohidrat olahan, camilan olahan berlebihan, serta daging merah dan olahan. Manfaat dari diet ini bagi kesehatan jantung diyakini berasal dari fokus pada makanan nabati utuh dan lemak sehat.

2. Diet DASH

DASH merupakan singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension. Diet ini dirancang untuk mencegah dan mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi, serta diharapkan dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Seperti halnya diet Mediterania, diet DASH tidak menetapkan daftar makanan yang ketat. Diet DASH ini merekomendasikan porsi makan dari berbagai kelompok makanan berdasarkan kebutuhan kalori individu dengan fokus makanan pada biji-bijian, buah-buahan, sayuran, produk susu rendah lemak, dan daging tanpa lemak. Diet ini dilakukan dengan membatasi konsumsi daging merah, biji-bijian olahan, serta gula tambahan.

3. Pola Makan Vegan dan Vegetarian

Pola makan vegan dan vegetarian dilakukan dengan menghindari konsumsi semua jenis daging, termasuk unggas, daging merah, dan ikan. Namun, beberapa vegetarian mungkin masih mengonsumsi produk hewani lainnya seperti telur dan susu. Sementara vegan sepenuhnya menghindari konsumsi dari segala produk asal hewan, termasuk susu, telur, madu, serbuk sari lebah, dan gelatin. Sebagai gantinya, diet ini fokus pada konsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, lentil, produk kedelai, biji-bijian, serta minyak dan lemak nabati.

4. Diet Flexitarian (Flexitarian Diet)

Flexitarian Diet ini dikembangkan oleh ahli diet Dawn Jackson Blatner. Diet ini berfokus pada pola makan yang lebih menekankan pada konsumsi makanan nabati, namun tetap memungkinkan konsumsi daging, ikan, susu, dan produk hewani lainnya, tetapi dalam jumlah terbatas. Sebab, diet ini fokus untuk mendapatkan sebagian besar protein dari sumber nabati.

Tidak ada aturan ketat mengenai seberapa banyak atau seberapa sering produk hewani dapat dikonsumsi sehingga pilihan makanan disesuaikan dengan preferensi pribadi. Namun, Anda disarankan untuk mengonsumsi sebagian besar makanan utuh yang minim proses, seperti buah, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, serta ditekankan untuk membatasi atau menghindari gula tambahan dan produk olahan, misalnya daging olahan dan makanan olahan lainnya.

5. Diet TLC

The Therapeutic Lifestyle Changes (TLC) atau Diet Perubahan Gaya Hidup Terapeutik (TLC) dikembangkan oleh National Institutes of Health (NIH) untuk membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Diet ini dianggap efektif karena berfokus pada peningkatan asupan serat larut yang ditemukan dalam makanan seperti dedak gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, lentil, serta beberapa jenis buah dan sayuran.

Diet TLC juga merekomendasikan konsumsi stanol nabati atau sterol, yaitu senyawa alami yang terdapat dalam makanan seperti buah, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan legum. Keunggulan lain dari diet TLC dalam menjaga kesehatan jantung adalah anjurannya untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit setiap hari.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |