Menteri Pariwisata Tegaskan Peran Vital Pariwisata sebagai Pilar Ekonomi Tangguh Indonesia

1 day ago 12

(Beritadaerah – Jakarta) Dalam momentum strategis “The 37th CAP-CSA Joint Commission Meeting”, Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, menyampaikan pesan kuat: pariwisata bukan sekadar sektor pendukung, melainkan motor utama pertumbuhan ekonomi nasional yang tangguh dan inklusif.

Menghadapi ketidakpastian ekonomi global sepanjang tahun 2024, sektor pariwisata Indonesia justru menunjukkan daya tahan luar biasa. “Tahun ini kita mencatatkan 13,9 juta kunjungan wisatawan mancanegara, lebih dari 1 miliar perjalanan wisatawan domestik, dan menciptakan lebih dari 25 juta lapangan kerja. Ini bukan sekadar angka, ini adalah bukti bahwa pariwisata adalah tulang punggung ekonomi nasional,” ujar Menteri Widiyanti dalam sesi pleno pertemuan regional tersebut.

Sebagai kelanjutan dari diplomasi ekonomi Indonesia di kawasan, pertemuan CAP-CSA ke-37 menjadi panggung strategis untuk mendorong sinergi antarnegara dalam membangun ekosistem pariwisata yang berdaya saing global namun tetap berakar pada nilai lokal.

“Kami tidak ingin pariwisata hanya menjadi sumber devisa. Lebih dari itu, pariwisata harus menjadi kekuatan budaya, sosial, dan simbol solidaritas global. Kita sedang merancang masa depan yang berpihak pada bumi dan manusia,” tegas Widiyanti.

Lima Program Unggulan, Arah Baru Pariwisata Nasional

Komitmen ini dituangkan melalui lima program unggulan Kementerian Pariwisata yang menjadi tulang punggung arah kebijakan baru, berpijak pada keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat:

  1. Gerakan Wisata Bersih

Inisiatif nasional ini menekankan pentingnya pariwisata berkelanjutan dan pengelolaan sampah yang sistematis. Kerugian dari pengabaian isu sampah bahkan bisa menyentuh 3% dari total devisa pariwisata. Melalui pembentukan satuan tugas, aksi lapangan, hingga edukasi publik, gerakan ini menjadi simbol pariwisata yang bertanggung jawab.

  1. Tourism 5.0

Digitalisasi sektor pariwisata menjadi pilar penting. Melalui adopsi teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI), pemasaran destinasi kini lebih cerdas, personal, dan luas jangkauannya—berorientasi pada pengalaman wisatawan berkualitas.

  1. Desa Wisata sebagai Ujung Tombak

Dengan lebih dari 6.000 desa wisata yang sedang dikembangkan, Kemenparekraf menempatkan masyarakat sebagai aktor utama. Desa wisata bukan hanya destinasi, tapi juga laboratorium hidup ekonomi sirkular, daur ulang, dan konsumsi berkelanjutan.

  1. Ekonomi Sirkular dan Green Tourism

Dalam setiap desa wisata, prinsip keberlanjutan seperti pengelolaan sumber daya lokal, pelestarian budaya, hingga energi terbarukan dijadikan standar baru dalam pembangunan destinasi.

  1. Pemberdayaan Komunitas Lokal dan Inklusivitas Ekonomi

Ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam dokumen Asta Cita, di mana pertumbuhan ekonomi harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat melalui usaha berbasis komunitas dan pengentasan kemiskinan berkelanjutan.

Menuju Pariwisata Masa Depan: Kuat, Hijau, dan Manusiawi

“Desa wisata adalah wajah masa depan pariwisata Indonesia—tempat di mana kearifan lokal, inovasi, dan keberlanjutan berjalan beriringan,” ujar Menteri Widiyanti dengan optimisme.

Dalam konteks geopolitik dan regional, Indonesia juga tengah memposisikan diri sebagai pionir dalam diplomasi pariwisata yang mengutamakan kemitraan, keberlanjutan, dan integrasi sosial lintas negara.

Pesannya jelas: pariwisata bukan hanya tentang perjalanan, tapi juga tentang transformasi—ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |