TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan migas Shell Indonesia dikabarkan akan menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU-nya di Tanah Air, buntut kondisi bisnis penyaluran ritel bahan bakar minyak dalam negeri. Belakangan perusahaan membantah kabar tersebut.
“Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar terkait rencana Shell untuk menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar,” kata Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea saat dihubungi Antara di Jakarta, Ahad, 24 Oktober 2023.
Berdasarkan data di laman resmi Shell, perusahaan migas yang bergerak di bisnis hulu dan hilir ini memiliki jaringan lebih dari 170 SPBU di Indonesia. Susi mengatakan Shell masih berfokus pada kegiatan operasi SPBU. Namun, ia enggan berkomentar lebih jauh mengenai spekulasi yang terjadi di pasar.
“Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar. Shell Indonesia tetap berfokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan kami,” katanya.
Profil Shell
Dilansir dari, Shell.com, Shell plc (LSE: SHEL) atau lebih dikenal sebagai Shell, adalah sebuah perusahaan minyak dan gas perusahaan multinasional asal Inggris. Perusahaan ini terbentuk karena bergabungnya Royal Dutch Petroleum dan Shell Transport & Trading.
Hingga 2016, Shell merupakan perusahaan terbesar ketujuh di dunia bila dilihat dari pendapatannya, dan juga merupakan salah satu dari enam perusahaan migas terbesar di dunia. Awalnya berpusat di Den Haag, Belanda tetapi sejak 2022, Shell hanya berpusat di London. Namanya pun berubah dari “Royal Dutch Shell” menjadi Shell PLC.
Perusahaan yang didirikan sejak Februari 1907 atau 117 tahun silam ini juga merupakan salah satu perusahaan paling berharga di dunia. Pada 2013, Shell berhasil memuncaki daftar Fortune 500. Pada saat itu, pendapatan Shell bahkan setara dengan 84 persen PDB Belanda. Kemudian, hingga Februari 2016, Shell adalah perusahaan minyak terbesar kedua di dunia.
Di Bursa Efek London, Shell mencatatkan diri sebagai saham primer dan saham sekunder di Euronext Amsterdam dan Bursa Saham New York. Selain itu, perusahaan milik Charles O. Holliday ini merupakan komponen Indeks FTSE 100 dan tercatat pernah memiliki kapitalisasi pasar sebesar 129,8 milliar poundsterling pada penutupan perdagangan 13 April 2015, terbesar di Bursa Efek London.
Adapun perusahaan yang dipimpin Ben van Beurden ini terintegrasi secara vertikal, dan aktif di setiap tahap dalam industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi dan produksi, pemurnian, distribusi dan pemasaran, petrokimia, dan pembangkitan listrik. Perusahaan ini juga memiliki bisnis skala kecil di bidang bahan bakar bio dan angin.
Saat ini Shell telah beroperasi di lebih dari 90 negara, memproduksi sekitar 3,1 juta barel minyak saban hari, dan memiliki 44.000 SPBU di seluruh dunia. Shell Oil Company, anak usahanya di Amerika Serikat, adalah salah satu unit bisnis terbesar perusahaan ini.
Dilan dari Shell.co.id, di Indonesia, Shell menjalankan aktivitas bisnisnya di sektor hulu dan hilir. Di sektor hilir, aktivitas bisnis Shell meliputi BBM, pelumas untuk industri, otomotif dan transportasi, bahan bakar untuk industri kelautan, bahan bakar komersial dan bitumen
Di sektor Hilir, Shell Indonesia melayani pangsa pasar bisnis dan pengendara bermotor. Shell Indonesia juga mengelola kegiatan bisnis yang meliputi pemasaran dan perdagangan pelumas secara langsung maupun melalui distributor-distributor yang telah ditunjuk.
Di sisi lain, Shell Indonesia turut mencatat tonggak sejarah baru dengan diresmikannya SPBU Shell pertama di Karawaci, Tangerang. Shell merupakan perusahaan minyak internasional pertama yang terjun dalam bisnis ritel BBM setelah 40 tahun.
Di Indonesia, perusahaan ini tercatat memiliki lebih dari 300 karyawan dan telah membangun lebih dari 170 SPBU di Jabodetabek, Bandung, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Kemudian memiliki satu Pabrik Pelumas di Marunda dan satu terminal penyimpanan bahan bakar di Gresik, Jawa Timur.
Perbandingan harga BBM Pertamina dan Shell
Masih dilansir dari Antara, pada November 2024, harga BBM mulai dilakukan penyesuaian kembali sesuai Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Oleh sebab itu, sejumlah perusahaan energi melakukan pembaruan harga, mulai dari perusahaan milik pemerintah hingga swasta, seperti Pertamina dan Shell. Untuk mengetahui perbandingan harga BBM Pertamina dari perusahaan milik negara dengan Shell dari perusahaan swasta, berikut ulasannya.
Pertamina
Melansir dari laman MyPertamina, terdapat beberapa jenis bahan bakar minyak yang mengalami kenaikan harga yakni Pertamax Green 95, Pertamina Dex, Pertamax Turbo, dan Dexlite. Perubahan harga ini berlaku mulai 1 November 2024 bagi seluruh wilayah provinsi Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.
Di DKI Jakarta, khusus harga BBM Pertamax Green 95 yang semula dari Rp12.700 naik menjadi Rp13.150, Pertamina Dex dari Rp13.100 menjadi Rp13.440, Pertamax Turbo dari Rp13.250 menjadi Rp13.500, dan Dexlite dari Rp12.700 menjadi Rp13.050.
Sedangkan, jenis BBM lain seperti Pertalite dan Biosolar non subsidi, berada di angka harga yang sama yakni Rp10.000 dan Rp6.800, begitu pun dengan Pertamax mulai dari harga Rp11.100 hingga Rp12.650.
Shell
Berdasarkan laman resmi Shell, hanya terdapat beberapa wilayah saja yang mengalami perbaruan harga yaitu Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur. Adapun kenaikan harga BBM Shell hanya berlaku pada beberapa produk yaitu Shell V-Power, Shell Diesel Extra, Shell V-Power Diesel, dan Shell V-Power Nitro+.
Harga Shell V-Power dari Rp13.070 menjadi Rp13.310, Shell V-Power Diesel dari Rp13.250 menjadi Rp13.510, Shell Diesel Extra dari Rp12.840 menjadi Rp13.170, dan Shell V-Power Nitro+ dari Rp13.260 menjadi Rp13.540. Untuk harga Shell Super masih dalam nominal harga yang sama.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | ANTARA | SHELL