INFO NASIONAL – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) 2024 sukses digelar pada 9 – 20 September 2024. Dibalik kesuksesan itu, terdapat peran besar Agus Fatoni, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, yang pada 24 Juni 2024 dilantik menjadi Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara sekaligus Ketua PB PON Aceh Sumut.
Kehadiran Fatoni mampu mengusir sejumlah keraguan publik akan kesuksesan PON XXI. Sebelumnya, Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, harus mengeluarkan pernyataan khusus pada Oktober 2023 untuk menepis keraguan publik dan memastikan PON tidak akan ditunda. Marciano meminta masyarakat untuk percaya bahwa persiapan PON XXI akan selesai tepat waktu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fatoni, yang sebelumnya menjabat Pj Gubernur Sumatera Selatan ini mampu mewujudkan itu. Begitu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melantik dirinya sebagai Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Fatoni menegaskan kesiapannya menghadapi berbagai agenda besar, termasuk PON XXI.
Kurang dari empat jam setelah dilantik, Fatoni langsung tancap gas menghadap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo untuk berkonsultasi dan menerima arahan terkait dengan penyelenggaraan PON yang sudah sangat sempit waktunya. Ini menandakan, Fatoni ingin bergerak cepat dan tidak membuang waktu.
Fatoni memiliki segudang pengalaman pemerintahan dan tiga kali menjabat sebagai Pj Gubernur, yaitu di Sulawesi Utara, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara. Dia juga memiliki keahlian dalam administrasi dan keuangan daerah. Dengan segenap pengalaman dan kemampuan leadership yang dimilikinya, dia pun tidak menunda waktu. Dia sadar akan urgensi dan kemampuan membangun kolaborasi lintas institusi.
Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Agus Fatoni di media center PON XXI, Sumatra Utara. Dok. Pemprov Sumatera Utara
Fatoni memahami bahwa kesuksesan PON tidak hanya bergantung pada Provinsi Sumut, tetapi juga pada koordinasi dengan pemerintah pusat. “PON ini adalah tanggung jawab bersama. Kita harus menjaga kehormatan sebagai tuan rumah,” kata dia. Audiensi ini sekaligus menjadi landasan untuk mempercepat pemindahan venue yang belum siap dan memastikan dukungan anggaran yang memadai.
Dia pun segera meninjau venue tepat setelah landing di Sumatera Utara. Bersama Forkopimda Sumatera Utara, bupati, dan Forkopimda Kabupaten Deli Serdang, Fatoni juga menyempatkan berkunjung ke lokasi sport centre.
Di Sport Centre Desa Sena, Deli Serdang, salah satu venue utama PON XXI, Fatoni tidak sekadar memantau, tetapi juga memastikan progres pembangunan berjalan sesuai target. Dalam inspeksinya, dia menjamin kesiapan anggaran.
Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Moch Hasan pun mengapresiasi gerak cepat Fatoni. Menurut dia, tiga kali pergantian gubernur, ini kali pertama Gubernur Sumatera Utara mengajak Forkopimda meninjau Lokasi dan venue PON XXI.
Apalagi keesok harinya, di saat hari pertama kerja, Fatoni memilih untuk mengunjungi langsung Forkopimda, di antaranya Ketua DPRD Sumut, Pangdam I/BB, Kapolda Sumut, Kabinda, dan lain-lain. Sementara di siang harinya, Fatoni maraton mengejar waktu melakukan rapat dengan jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), eselon 2, dan Direksi BUMD untuk membahas pelaksanaan pemerintahan dan persiapan PON.
Di malam hari, Fatoni memimpin rapat besar bersama Ketua KONI Pusat Marciano Norman, Menpora Dito Ariotedjo (virtual), pejabat Eselon 2 Sumut, Bupati/Wali kota, Kemenpora, KONI Pusat dan KONI Sumut serta berbagai pihak terkait. Dengan waktu 73 hari tersisa menuju PON, rapat ini menjadi forum untuk memetakan kendala dan mencari solusi cepat. Fatoni menegaskan pentingnya percepatan persiapan, komunikasi yang kuat, dan sosialisasi masif. Langkah ini mendapat apresiasi yang kuar biasa dari Menteri Pemuda dan Olahraga dan Ketua Umum KONI Pusat.
“Kerja sama antar-lembaga adalah kunci,” kata Fatoni. Ia memahami bahwa pelaksanaan PON bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal keamanan, koordinasi, dan dukungan sosial. Kesediaan Forkopimda untuk bekerja sama menegaskan bahwa Fatoni berhasil membangun kepercayaan dalam waktu singkat.
“Sumut dan Aceh harus bekerja sebagai satu kesatuan,” kata dia. Dalam rapat ini, ia juga mendorong pembentukan Satgas Percepatan Persiapan PON dan memastikan bahwa pemerintah kabupaten/kota memprioritaskan anggaran untuk PON. Langkah-langkah ini menegaskan bahwa Fatoni tidak hanya bekerja untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga menciptakan sistem kerja berkelanjutan.
Fatoni kemudian melakukan gerak cepat berikutnya yakni merombak kepengurusan PB PON Sumut. Berbagai unsur dilibatkan dengan memasukkan Forkopimda menjadi Wakil Ketua. PB PON juga diisi dari unsur TNI, Polri, Kejaksaan, BPPKP.
Fatoni mengatakan, pembaruan surat keputusan bertujuan untuk mempercepat perkembangan persiapan ajang olahraga nasional di wilayahnya. Melibatkan Forkopimda menambah kekuatan baru, karena persiapan PON akan semakin ringan dikerjakan oleh seluruh pihak terkait.“Ini kita lakukan agar bisa berlari lebih kencang, karena kita lakukan ini bersama-sama, PON ini merupakan kehormatan kita bersama, kehormatan Sumatera Utara sebagai tuan rumah,” kata dia.
Sementara itu, kesigapan Agus Fatoni dalam waktu empat kali 24 jam adalah pelajaran berharga tentang kepemimpinan di bawah tekanan. Dia membuktikan bahwa waktu yang singkat bukan alasan untuk menunda aksi.
Kolaborasi, komunikasi, dan keberanian mengambil keputusan menjadi fondasi yang ia bangun dalam waktu singkat. Hasilnya, sebuah PON yang semula diragukan berubah menjadi ajang optimisme bagi Sumatera Utara. PON XXI 2024 tidak hanya menjadi milik atlet dan pemerintah, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan sebuah daerah yang mampu melampaui ekspektasi.
Agus Fatoni adalah bukti bahwa pemimpin yang tangguh mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Dengan strategi kolaboratif, gerak cepat, dan fokus pada solusi, ia berhasil menghapus keraguan publik dan menyelenggarakan salah satu PON terbaik dan terbesar dalam sepanjang sejarah. Masyarakat Sumatera Utara pun kini memiliki pelajaran berharga bahwa keberhasilan bukan hanya soal waktu, melainkan soal kepemimpinan yang berorientasi pada aksi nyata. (*)