Bahlil Sidang Promosi Doktor Siang Ini, Selesaikan S3 Kurang dari 2 Tahun

1 month ago 17

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia di Kampus UI, Depok, Rabu 16 Oktober 2024.

Bahlil akan memaparkan disertasi berjudul 'Kebijakan, Kelembagaan, Tata Kelola, Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.'

Sidang Terbuka Promosi Doktor ini akan dihadiri oleh Ketut Surajaya sebagi Ketua Sidang, Chandra Wijaya (Promotor), Teguh Dartanto (Ko-Promotor), Athor Subroto (Ko-Promotor), dan lima orang penguji.

Bahlil membutuhkan waktu sekitar 1 tahun 8 bulan atau 3 semester untuk bisa mengikuti Sidang Promosi Doktor. Dikutip dari laman Pangkalan Data Pendidikan Tinggi atau pddikti.kemdikbud.go.id, Bahlil menjadi mahasiswa S3 di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia pada 13 Februari 2023. 

Umumnya, butuh waktu sekitar 3 tahun atau 6 semester untuk menyelesaikan gelar Doktor. 

Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI sekaligus Ko-Promotor Bahlil, Athor Subroto, mengatakan, Bahlil akan menggelar sidang promosi doktor hari ini. 

Perihal masa studi Bahlil yang kurang dari 3 tahun, Athor mengatakan, akan disampaikan oleh Humas UI. "Pemberitaan nanti akan disampaikan Humas UI," kata Athor saat dihubungi, kemarin. 

Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia mengatakan, Bahlil merupakan mahasiswa UI angkatan 2022. "Pak Bahlil merupakan mahasiswa UI angkatan 2022," kata Amelita kepada Tempo, Rabu 16 Oktober 2024.

Tempo juga sudah menghubungi Bahlil. Pesan yang dikirimkan ke WhatsApp pribadi Bahlil belum dibalas. 

Iklan

Koran Tempo Edisi Jumat 9 Agustus 2024 sebelumnya menuliskan artikel Bahlil yang diduga mempublikasikan artikel di dua jurnal predator. Kedua tulisan ilmiah Bahlil itu berjudul “Nickel Down Streaming in Indonesia: Policy Implementation and Economic, Social, and Environmental Impacts” serta “Into Sustainable and Equitable Nickel Downstreaming in Indonesia: What Policy Reforms are Needed?”. Artikel pertama diterbitkan di Kurdish Studies –jurnal yang konsen menerbitkan tulisan tentang suku Kurdi di kawasan Timur Tengah.

Selanjutnya artikel kedua terbit di Migration Letter –jurnal yang konsen menerbitkan tulisan tentang perpindahan penduduk. Bahlil mengirim artikelnya ke Kurdish Studies pada Oktober 2023. Lalu Kurdis Studies menerbitkannya pada 17 Januari 2024, dengan registrasi volume 12 nomor 1 pada 1 Januari 2024. Lalu artikel kedua Bahlil terbit di Migration Letters pada 17 Januari 2024.

Kedua karya Bahlil ini membahas tentang hilirisasi nikel di Indonesia, baik mengenai implementasi kebijakan dan dampaknya terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan, maupun agenda reformasi hilirisasi nikel.

Guru Besar UI Sulistyowati Irianto mengatakan, kedua jurnal itu diduga predator. Sebab, kedua tulisan karya Bahlil itu membahas tentang hilirisasi nikel tapi diterbitkan di dua jurnal yang cakupannya bukan pada karya-karya ilmiah soal nikel.

Ia mengatakan cakupan bidang ilmu Kurdish Studies seharusnya pada urusan Suku Kurdi. Lalu Migration Letters seharusnya hanya menerbitkan artikel mengenai perpindahan masyarakat. Sedangkan tulisan Bahlil tentang hilirisasi nikel. “Itu saja sudah jadi pertanyaan besar buat kami,” kata Sulistyowati, kemarin.

Kejanggalan berikutnya, kedua jurnal tempat publikasi karya Bahlil sudah masuk kategori jurnal discontinued atau dihentikan oleh Scopus. Jurnal discontinued artinya jurnal yang dihentikan karena berbagai alasan, seperti pelanggaran etika publikasi, kualitas penelitian yang buruk, dan penyalahgunaan sistem. Per Juni 2024, Elsevier –perusahaan pengelola Scopus— melaporkan bahwa dari sekitar 850 jurnal di Kurdish Studies dan Migration Letters sudah discontinued sejak 2022. Artinya, kedua jurnal ini semestinya tidak lagi menerbitkan karya ilmiah sejak dua tahun lalu.

Pilihan Editor: AHY Lulus Doktoral Unair, Khofifah: Politisi dan Akademisi Berkarakter

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |