Eks Ketua AJI Semprot Jokowi: Rakyat Susah, Malah Sibuk Dorong Prabowo-Gibran Dua Periode

2 hours ago 4
Mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lukas Luwarso | Instagram

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang meminta para relawannya mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hingga dua periode memantik reaksi beruntun dari berbagai pihak.

Bukan hanya kalangan politisi, mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lukas Luwarso juga ikut menilai langkah Jokowi itu sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap situasi masyarakat saat ini.

Dalam sebuah diskusi yang diunggah di kanal YouTube Abraham Samad Speak Up pada Selasa (23/9/2025), Lukas menyebut pernyataan Jokowi itu menunjukkan absennya sensitivitas seorang mantan kepala negara. Ia menilai seharusnya Jokowi memahami bahwa rakyat tengah menghadapi tekanan berat mulai dari daya beli yang melemah, harga kebutuhan pokok yang terus naik, hingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang makin meluas.

“Di tengah situasi sulit ini, justru yang diangkat soal memperpanjang kekuasaan. Itu menunjukkan ketidakmampuan membaca realitas publik,” kata Lukas.

Menurutnya, rekam jejak Jokowi sejak Wali Kota Solo hingga Presiden dua periode seharusnya menjadi bekal untuk memahami aspirasi masyarakat. Namun pernyataan tentang dukungan dua periode bagi Prabowo-Gibran dianggapnya membuka tabir keinginan Jokowi melanggengkan dinasti politik.

Lukas juga mengkritik keras gaya komunikasi Jokowi yang dinilai terlalu frontal. “Kalau memang mengerti politik, seharusnya tidak menyampaikan hal-hal yang berpotensi menimbulkan kontroversi pada situasi seperti sekarang,” ujarnya.

Pernyataan Jokowi yang dilontarkan di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025), itu meminta para relawan tidak hanya mengawal satu periode pemerintahan Prabowo–Gibran, tetapi sekaligus mempersiapkan dukungan untuk periode kedua. Padahal, pemerintahan ini baru berjalan sekitar satu tahun.

Langkah Jokowi itu menuai tanggapan dari berbagai partai. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, misalnya, mengingatkan agar pembahasan tentang periode kedua sebaiknya tidak terburu-buru. Ia mengibaratkan situasi itu seperti “belum waktunya salat, jangan azan dulu”. Menurut Jazilul, publik seharusnya fokus pada kinerja Prabowo-Gibran saat ini, bukan Pilpres 2029.

Di pihak lain, PDIP juga bereaksi melalui Ketua DPP Andreas Hugo Pareira. Ia menyebut arahan Jokowi itu lebih terlihat sebagai upaya melindungi kepentingan anaknya ketimbang kepentingan bangsa. “Ini bukan soal menjaga pemerintahan, melainkan kepentingan pribadi,” kata Andreas.

Partai NasDem pun bersikap serupa. Wakil Ketua Umum NasDem Saan Mustopa menyatakan masih terlalu dini membicarakan Pemilu 2029. Ia mengajak semua pihak memusatkan perhatian pada pelaksanaan program-program prioritas Prabowo agar berjalan lancar dan sesuai harapan masyarakat. “Fokus saja pada keberhasilan pemerintahan sekarang,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (23/9/2025).

Sejumlah analis politik menilai langkah Jokowi itu mempertegas pergeseran citra dirinya. Dulu ia dikenal sebagai pemimpin yang merakyat, sederhana, dan rajin blusukan, tetapi kini justru disebut-sebut sedang membangun dinasti politik. Bagi para pengkritiknya, dukungan dua periode bagi Prabowo-Gibran dianggap sebagai sinyal bahwa Jokowi tidak lagi menjaga jarak dengan kekuasaan, melainkan berusaha mengamankan posisi politik keluarganya.

Dengan kontroversi yang mengemuka ini, wacana Prabowo-Gibran dua periode diperkirakan akan terus menjadi perbincangan hangat. Banyak pihak menilai, keberhasilan atau kegagalan pemerintahan saat ini akan menjadi faktor penentu apakah wacana itu mendapat dukungan luas atau justru menuai penolakan publik. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |