REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perubahan iklim, penurunan kualitas lahan, dan keterbatasan teknologi masih menjadi tantangan utama sektor pertanian nasional. Situasi ini menuntut langkah inovatif agar target swasembada pangan tidak hanya menjadi slogan, tetapi terwujud secara nyata di lapangan.
“Tantangan di bidang pangan nasional semakin besar, sektor pertanian juga menghadapi perubahan iklim dan perubahan kondisi lahan. Kondisi ini menuntut adanya inovasi dan kolaborasi dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. Di sisi lain, kehadiran teknologi dapat mengubah wajah sektor pertanian,” ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi dalam keterangan yang diterima Kamis (6/11/2025).
Pupuk Indonesia mencatat penerapan pertanian presisi berbasis data dan teknologi mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk hingga 30 persen dan air hingga 37 persen. Bahkan hasil panen naik lebih dari 30 persen dibanding metode konvensional. Sepanjang 2024, perusahaan itu melakukan riset di 46 titik demplot di 12 provinsi dengan total lahan 8.265 hektar dan produktivitas meningkat 13,5 persen.
Salah satu hasilnya terlihat di Subang, Jawa Barat, yang mana panen padi di lahan 11,68 hektare meningkat menjadi 5,6 ton per hektare, naik hampir 10 persen dari sistem lama. Teknologi sensor, drone, dan data real-time disebut menjadi faktor kunci efisiensi dan ketepatan pemupukan serta irigasi.
Melihat potensi besar itu, Pupuk Indonesia meluncurkan FertInnovation Challenge 2025 bersama Indonesia Agrichemical Research Institute (IARI). Ajang ini menjadi wadah bagi peneliti, startup, dan profesional muda untuk menghadirkan ide-ide baru di bidang pupuk dan pertanian modern.
“Pemerintah telah menetapkan target swasembada pangan dan menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia. Karena itu, Pupuk Indonesia membuka peluang bagi talenta muda dan peneliti untuk berkontribusi melalui riset dan teknologi pertanian,” kata Rahmad.
Dengan tema “Cultivating Innovation, Achieving Food Self-Sufficiency”, kompetisi ini mencakup empat kategori strategis, yakni Precision Agriculture & Digital Farming, Climate-Resilient & Sustainable Fertilizer, AI-Driven Agri Supply Chain, serta Process & Plant Engineering. Pendaftaran dibuka sejak 6 Oktober hingga 20 November 2025 dan ide terbaik akan diinkubasi di lingkungan Pupuk Indonesia Group.
“Saya berharap FertInnovation Challenge 2025 tidak sekadar menjadi ajang kompetisi ide, tetapi tumbuh menjadi ekosistem inovasi berkelanjutan yang mendorong efisiensi, memperkuat daya saing, dan menjaga relevansi kita di tengah dinamika global,” ujar Rahmad.
Sejak pertama kali digelar pada 2021, FertInnovation Challenge telah menarik lebih dari 1.300 ide inovasi dan melibatkan 37 institusi mitra. Pupuk Indonesia menilai kolaborasi antara industri, akademisi, dan generasi muda menjadi kunci membangun pertanian efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan menuju swasembada pangan nasional.

2 hours ago
8















































